jpnn.com - SATLANTAS Polrestabes Surabaya akhirnya mendatangkan dua orang ahli dari PT Artha Auto-Lamborghini Jakarta selaku diler resmi mobil buatan Italia. Kedatangan mereka adalah untuk mengungkap penyebab pasti kasus kecelakaan Lamborghini maut yang menewaskan satu orang, Minggu (29/11).
Dua saksi ahli itu dihadirkan Jumat (4/12) sekira pukul 16.15 WIB. Begitu mendarat di Bandara Juanda, keduanya langsung diajak ke Kantor melihat barang bukti mobil Lamborghini hitam milik Wiyang Lautner yang ringsek dan disimpan di Mapolrestabes Surabaya.
BACA JUGA: Gara-Gara Obat Nyamuk, Keluarga Lamijo Kehilangan Rumah
Dalam kesempatan itu, mereka dimintai keterangan oleh penyidik untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan mobil yang menyasar warung STMJ tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Suarabaya, kedua saksi ahli ini adalah Operation Manager PT Artha Auto, Andrys Ronaldi, dan Kadit Teknik Divisi Racing Mechanic PT Artha Auto, Ade Irawan.
BACA JUGA: Pengganti Eddy Sofyan Tinggal Tunggu Diteken Mendagri
Sekitar pukul 16.05 Wib, keduanya baru memeriksa kondisi roda Lamborghini yang sejauh ini diduga menjadi penyebab utama kecelakaan tersebut. Terutama pada roda bagian kanan (belakang dan depan, red).
Saat melakukan pemeriksaan, keduanya langsung berdiskusi dengan tim Unit Analisa Kecelakaan Lalu Lintas Atau TAA (Traffic Accident Analysis) Polda Jatim, tim Labfor Polda Jatim dan Inafis Polrestabes Surabaya.
BACA JUGA: Beraat... Surat Suara untuk Pilkada Kalteng Kurang
Dalam perbincangan diantara mereka diketahui, apabila rusaknya bagian dalam roda diakibatkan semua komponen yang pecah, akhirnya berjatuhan ke bawah.
Kedua saksi ahli ini menerangkan, awal mula kerusakan pada roda belakang bagian kanan dikarenakan bodi mobil bagian belakang kanan terbentur sesuatu hingga rusak. "Ini yang membuat tromol cakram roda lepas," cetus saksi ahli kepada tim Labfor seperti dilansir Radar Surabaya (JPNN Group).
Nah, ketika tromol cakram tersebut lepas, fungsi EDB (Electric Break Distance) tidak lagi berfungsi. Sebab, komponen (tromol cakram, red) lepas. Sedangkan, EDB itu, baru akan berfungsi ketika cakram berada di tengah alias tidak lepas.
"Jadi, roda ini justru berputar sangat kencang dan tak terkendali. Sehingga, bukan macet. Karena perputaran itu, bagian-bagian yang retak karena benturan, akhirnya lepas," tegas sang saksi. (M Romadhoni/don/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Personel Imigrasi Minim, Kurir Narkoba Lolos, Begini Solusinya...
Redaktur : Tim Redaksi