jpnn.com - LAHAD DATU - Lorens Koten, 34; Teo Dores Kopong, 42; dan Emanuel, 40; melakukan apa yang biasa dilakukan seorang warga negara di negeri orang. Tiga warga NTT tersebut menyelipkan paspor Indonesia ketika berlayar mencari ikan di tugboat milik majikannya yang berlayar di perairan pantai timur Sabah, Malaysia.
Tapi, ternyata paspor hijau itulah yang membuat ketiganya disandera lima penculik yang diduga merupakan kelompok Abu Sayyaf. Memang terlihat sepele.
BACA JUGA: Adik Abu Bakar Baââ¬â¢asyir Dipindah dengan Ambulans, Mata Ditutup Lakban
Namun, empat pelaut lainnya, yakni Sar, 27 (WNI asal NTT) dan Anukari, 20; Paketoh, 25; serta Almi, 30 (ketiganya warga Filipina), dilepas. Keempatnya tidak membawa paspor, sehingga tidak bisa menunjukkan paspornya kepada kelompok bersenjata itu.
Abdul Rashid Harun, kepala polisi Sabah, mengatakan bahwa tidak ada kekerasan yang terjadi dalam penculikan itu. "Korban yang dibebaskan juga bilang bahwa penculik berada di kapal sekitar 30 menit," katanya.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Kapan Anak Tunarungu Bisa Menonton Televisi?
Lima penculik itu juga membawa senapan dan peluncur granat. Sandera lalu dibawa ke arah perairan Filipina Selatan dengan perahu pembajak. Sementara itu, pelaut yang selamat diamankan di Pelabuhan Pangkalan Marabong, Tungku, Lahad Datu.
Kepala Perwakilan Indonesia di Tawau, Malaysia, Abdul Fatah Zainal mengatakan bahwa kejadian berlangsung saat tiga WNI tersebut bersama empat awak kapal LD/113/5/F sedang menangkap ikan di perairan dekat Lahad Datu.
BACA JUGA: Tak Bisa Bercinta di Lapas, Adik Abu Bakar Baââ¬â¢asyir Ngamuk
Sabtu (9/7) pukul 23.40 waktu setempat, tiba-tiba kelompok bersenjata laras panjang mendekat. Sebelum beraksi, para penculik tersebut sempat bertanya soal paspor dari para pelaut.
"Ada tujuh awak kapal. Empat WNI dan tiga suku Bajau. Hanya tiga ini yang menunjukkan paspor," ujarnya saat dihubungi kemarin.
Fatah menyatakan sudah mengirim pejabat penghubung (ILO) TNI dan Polri dari konsulat untuk berkoordinasi mengenai kasus itu. Konsulat juga terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mengabarkan kondisi terbaru. (mia/wan/lum/c10/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tragedi Brexit, Suara Keras dari Senayan Diarahkan ke Jonan
Redaktur : Tim Redaksi