Terungkap! Kata Mendagri Usaha Jegal Risma Dilakukan dengan Berbagai Cara Loh..

Sabtu, 24 Oktober 2015 – 19:44 WIB
Mendagri Tjahjo Kumolo. Foto: Dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengakui, usaha menjegal pencalonan Tri Rismaharini dalam pemilihan Wali Kota Surabaya, sejak beberapa waktu lalu dilakukan dengan berbagai cara. 

Karena itu tidak heran polemik penetapan status Risma terkait penanganan Pasar Turi, dihubung-hubungkan banyak pihak sebagai salah satu upaya lain menjegal mantan Wali Kota Surabaya tersebut.

BACA JUGA: Ini Skenario Terburuk Pengangkatan Honorer K2 2016 Nanti

"Usaha menjegal Bu Risma ada berbagai cara, tapi toh akhirnya lolos. Karena kan political will partai punya semangat untuk mengusung calon. Kami apresiasi PAN dan Demokrat yang ajukan gugatan calon secara hukum ke KPU, Bawaslu, DKPP, itu clear. Nah sekarang muncul ini, kok baru skarang munculnya?," kata Tjahjo, Sabtu (24/10).

Mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini mengaku heran, mengapa dugaan penetapan Risma sebagai tersangka baru mengemuka menjelang pilkada. Karena itu Kemdagri katanya, akan menelusuri permasalahan tersebut. Sehingga tidak mengganggu proses pilkada di Kota Surabaya.

BACA JUGA: Nah Loh... Mendagri Minta Penyebar Isu Risma Tersangka Dipecat

"Kenapa menjelang Pilkada, kok enggak dari dulu? Makanya akan kami telusuri. Karena saya sebagai anggota masyarakat apalagi menteri, menjadi bingung dengan pendapat polisi dan kejaksaan yang berbeda, sebagaimana dimuat pada berbagai media,"ujar Tjahjo. 

Tjahjo mengaku dalam hal ini bukan ingin membela Risma. Namun perlu diketahui, sebagai wali kota Risma selama ini memang berdiri di tengah sesuai aturan.

BACA JUGA: Inilah Cara Badan Promosi Pariwisata Indonesia Angkat Pamor Batu Akik yang Meredup

"Membela pengusaha kalau prosedurnya benar, bela pengusaha kecil itu wajib. Ini yang saya pahami sosok ibu Risma. Dia seorang yang punya prinsip. Usulan tol tengah kota dia tolak kok, karena rasanya menganggu keindahan. 

Kalau dianggap salah kenapa munculnya saat pilkada? Pola-pola semacam ini harusnya ditingalkan. Mari main fair dan jujur," ujar mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran Cekak, Jumlah Honorer K2 yang Diangkat Dipangkas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler