Terungkap! Mayat Bocah di Tandon Air Korban Pembunuhan, Pelakunya...

Senin, 20 Juli 2020 – 14:33 WIB
Pelaku pembunuhan terhadap anak tiri. Foto: FIKRIYA ZULFAH/RADAR BANDUNG

jpnn.com, BANDUNG - Kematian Aulia Eka Yanti, bocah lima tahun yang jasadnya ditemukan di dalam tandon air pada Jumat (17/7) lalu akhirnya terungkap.

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, bocah perempuan malang itu dibunuh oleh ayah tirinya, Hamid (25).

BACA JUGA: Mayat Anak Perempuan Disembunyikan di Tandon Air, Polisi Kantongi Bukti

Hamid tega membunuh Aulia dengan cara memasukkannya ke tandon air hingga korban kehabisan nafas dan meninggal karena tenggelam.

Peristiwa nahas ini terjadi di sebuah rumah kontrakan di Kampung Babakan Stasiun RT 2 RW 8 Desa Panenjoan, Cicalengka, Kabupaten Bandung.

BACA JUGA: Wapres Maruf Amin Mengingatkan Pentingnya Pesantren Menerapkan Protokol Kesehatan

Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mengungkapkan, pihaknya sudah menaruh curiga sejak adanya laporan peristiwa dan melakukan olah TKP karena anak berusia lima tahun tak mungkin bisa masuk ke dalam toren air tersebut. Kata Hendra, ada kemungkinan unsur kesengajaan.

“Selanjutnya, kami lakukan pendalaman terhadap saksi-saksi. Selain itu, dari kondisi korban juga kami lakukan autopsi. Dari hasil autopsi menunjukkan penyebab kematian berupa air, artinya anak ini tenggelam di dalam toren (tandon) air itu,” ungkap Hendra di Mapolresta Bandung, Senin (20/7).

BACA JUGA: Aksi Begal Terkuak, Mahasiswi Cantik Ini Ungkap Pengakuan Mengejutkan, Parah

Kecurigaan polisi terbukti setelah mendalami sejumlah saksi dalam peristiwa ini, yang kemudian dicocokkan dengan bukti-bukti di lapangan.

“Ada juga pengakuan dari pelaku HA (25). Ternyata, anak kecil ini korban pembunuhan daripada ayah tirinya sendiri,” ungkap Hendra.

Hendra menuturkan, pembunuhan itu sendiri terjadi saat pelaku mabuk. Hamid berkilah ia merasa sakit hati terhadap ucapan korban sewaktu pulang mengamen.

“Waktu pelaku pulang, korban menanyakan ibunya kenapa enggak pulang bareng dengan kata-kata kasar. Dalam pengaruh miras dan obat keras, pelaku langsung menarik korban dan membawanya ke lantai tiga tempat toren dan menenggelamkan korban,” urai Hendra.

Di lantai tiga, korban lantas dimasukkan ke dalam toren yang kondisi airnya penuh karena memang digunakan oleh penghuni indekos. Kaki korban dipegang selama sekitar 10 menit hingga korban tidak bergerak, baru dilepas dibiarkan begitu saja oleh pelaku.

Kepada polisi, pelaku Hamid mengaku menyesali perbuatannya.

“Saya pulang ngamen dari Bandung sekitar jam 11, dia (korban) nanyain mamanya dengan nada kasar, saya emosi, lalu saya dorong keluar, terus saya suruh naik ke atas. Saya lihat toren air terbuka, lalu saya angkat korban ke dudukan toren dan saya masukin (ke dalam toren). Malamnya kepikiran. Ngomong sama adik saya, cari di atas (di toren),” aku Hamid. (fik/ysf/radarbandung)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler