jpnn.com, WASHINGTON - Dua mantan pegawai Twitter dan seorang pria asal Arab Saudi menghadapi tuduhan spionase di Amerika Serikat. Mereka diduga membobol data pribadi pengguna dan memberikannya kepada pejabat Saudi untuk imbalan uang
Ali Alzabarah, Ahmad Abouammo, dan Ahmed Almutairi dituduh bersekongkol dengan Kerajaan Arab Saudi. Berdasarkan pengaduan, Abouammo dan Alzabarah kerap mengakses akun Twitter milik tokoh pengkritik keluarga Kerajaan Arab Saudi. Dia kemudian mencuri alamat email dan nomor telepon yang terhubung dengan akun tersebut.
BACA JUGA: Bos Twitter Ejek Logo Baru Facebook
"Informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak pengguna Twitter yang mempublikasi unggahan ini," demikian pernyataan Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Departemen Kehakiman mengungkapkan, Alzabarah dan Abuammo mendapat uang tunai dan hadiah lainnya dari pihak Saudi untuk informasi yang mereka berikan. Sedangkan Almutairi bertindak sebagai perantara antara pemerintah Arab Saudi dan pegawai Twitter.
BACA JUGA: Kemenkominfo Paksa Facebook dan Twitter Bersih-Bersih Konten Panas
Abouammo sendiri telah ditangkap di Seattle, Washington. Sedangkan dua tersangka lainnya tengah berada di Arab Saudi
Kedutaan besar Arab Saudi belum memberi tanggapan mengenai kasus ini. Sementara pihak Twitter menyampaikan terima kasih kepada FBI dan Departemen Kehakiman AS.
BACA JUGA: Melarang Iklan Politik, Twitter Disebut Bodoh Oleh Ketua Kampanye Trump
"Kami mengakui aktor-aktor jahat akan berusaha dan mengacaukan layanan kami. Kami memahami risiko luar biasa yang dihadapi oleh banyak pengguna Twitter untuk berbagi perspektif mereka dengan dunia dan meminta mereka yang berkuasa bertanggung jawab," tulis pihak Twitter dalam sebuah pernyataan tertulis. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil