jpnn.com, JAKARTA - Hampir semua orang tahu tentang Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. Inilah kawah Candradimuka untuk mendidik para perwira militer yang menjadi tulang punggung TNI.
Namun, masih banyak yang baru tahu tentang Universitas Pertahanan (Unhan) ketika terjadi kehebohan saat Sidang Guru Besar Unhan menganugerahi Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri gelar Profesor Honoris Causa.
BACA JUGA: Rektor Unhan Sebut Jarang Ada Pemimpin di Dunia Seperti Megawati Soekarnoputri
Berbeda dengan Akmil yang sudah berdiri sejak tahun 1945, Unhan baru berdiri tahun 2009, 64 tahun sejak Indonesia merdeka.
Didirikan atas inisiatif Presiden SBY, Unhan kini tegak kukuh berdiri di kawasan Sentul, Bogor.
BACA JUGA: 3 Alasan di Balik Gelar Profesor Kehormatan Unhan untuk Megawati
Indonesia patut berbangga karena hanya 19 negara di dunia ini yang memiliki universitas pertahanan (defence university).
Namun, siapa yang berperan penting mendirikan Unhan? Dari berbagai sumber diketahui Presiden SBY menugaskan Guru Besar UI yang sempat menjadi Menteri Pertahanan Prof. Dr. Yuwono Sudarsono dan Letjen TNI Syarifuddin Tippe, yang kelak menjadi Rektor pertama Unhan.
Tentu saja dua orang senior ini tidak mungkin bekerja sendiri. Channel MPS di Youtube mengungkapkan bahwa di level teknis operasional, ada sekelompok kecil perwira muda yang pagi siang malam bekerja mewujudkan kerja besar ini.
“Di antaranya adalah Letkol Andika Perkasa, sekarang Jenderal TNI, yang jadi KSAD dan salah satu calon Panglima TNI. Satu lagi adalah AHY, yang waktu itu berpangkat Kapten," ungkap kata Mayor (Purn) Muhammad Saleh Karaeng Sila dalam siaran pers pada Sabtu (17/7).
Saleh merupakan alumnus Akmil tahun 1990, kakak kelas AHY (2000), dan adik kelas Jenderal Andika (1987).
Bukan kebetulan mereka dipilih untuk mengerjakan tugas pelik ini, mengingat arahan Presiden SBY untuk menjadikan Universitas Pertahanan sebagai lembaga berstandar kelas dunia dengan berbasis riset yang melestarikan nilai-nilai kebangsaan.
Letkol Andika dan Kapten Agus Harimurti Yudhoyono saat itu dikenal sebagai perwira-perwira muda yang cerdas, menguasai bahasa asing dan sempat mendapat tugas pendidikan lanjutan di luar negeri, selepas Akmil.
"Mereka berdua keliling ke berbagai tempat untuk melakukan studi banding," ujar Saleh.
Letkol Andika, Kapten AHY dan sejumlah kecil perwira militer lainnya berupaya menjembatani studi pertahanan yang kompleks, bersifat multidisipliner dan terus berkembang mengikuti perubahan geopolitik global, dengan kebutuhan kajian pertahanan yang riil sesuai dengan situasi dan kondisi Indonesia.
Kerja sama dilakukan dengan beberapa universitas serupa di luar negeri. Bahkan ketika memulai perkuliahan, para mahasiswa angkatan pertama masih diajar oleh dosen terbang dari luar negeri.
Kini, Unhan menyediakan akses pendidikan bidang pertahanan dan bela negara; mengembangkan ilmu pertahanan dan bela negara sebagai kajian interdisipliner serta menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.(fri/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Friederich