Terungkap! Tulisan Kuno di Ampel itu Ternyata Berarti...

Rabu, 05 September 2018 – 22:57 WIB
Di gapura kuno inilah tulisan itu ditemukan. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - 2016 lalu saat warga mengganti cat di gapura lima kawasan Masjid Ampel Surabaya yang sudah berusia ratusan tahun, mereka tak sengaja menemukan tulisan kuno berupa pahatan. Penasaran apa artinya, warga kemudian mencoba mencari tahu.

Tulisan tersebut berada di bagian terbawah ''belandar'' gapura yang terbuat dari kayu. ''Waktu itu ada pengecatan yang dilakukan warga,'' kata Muhammad Khotib, pegiat sejarah di Ampel. Untuk mengganti cat yang baru, cat lama dikelupas. ''Saat itulah tulisan Jawa kuno ditemukan,'' tambahnya.

BACA JUGA: Masjid Sunan Ampel yang Pengunjungnya sampai 100 Ribu per Hari

Karena tidak ada warga yang bisa membaca, tulisan itu dipotret. Selanjutnya ditunjukkan kepada seorang pakar bahasa Jawa dari Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya. Harapannya, arti tulisan itu bisa diketahui. 

Namun, usaha pertama gagal. Ahli yang dipilih adalah seorang pakar bahasa dan tulisan Jawa klasik. Pakar dari UK Petra Surabaya tersebut menduga tulisan yang ditemukan warga Ampel merupakan tulisan Jawa Mataraman. Lebih tua daripada bahasa Jawa klasik.

BACA JUGA: Masjid Sunan Ampel Jadi Tempat Berkumpulnya para Wali

Usaha pengungkapan mengenai penemuan itu sempat berhenti. Sampai dua tahun berikutnya, pencarian dilanjutkan dengan meminta bantuan seorang pakar bahasa Jawa dari Museum Mpu Tantular pada 26 April. Mereka adalah Endang Purwaningsih dan Sri Edi Tjahjo Kuntjoro.

Barulah ada titik terang. ''Hasilnya sungguh menakjubkan,'' lanjut Khotib. Dua pakar tersebut menyimpulkan bahwa tulisan itu merupakan bahasa Jawa sebelum Mataraman yang dibuat pada abad ke-15. Tulisan itu dianggap memiliki nilai filosofi yang tinggi. Bunyinya Adhanawalewa wawadha aranga asasawap a. 

Tulisan itu disimpulkan Edi sebagai bahasa Jawa sebelum zaman Mataram Kuno. Dia juga mengartikan kalimat tersebut. ''Artinya, siapa saja yang melewati gapura itu akan selamat,'' imbuh Khotib.

Dilihat dari gaya huruf tersebut, tulisan itu kira-kira dibuat pada 1461 Soko. Soko adalah hitungan tahun Jawa. Selisih 78 tahun (lebih tua) dengan tahun Masehi. Artinya, jika dihitung dalam tahun Masehi, tulisan itu dibuat sekitar 1539.

Gapura Munggah merupakan gapura utama untuk masuk ke Masjid Ampel. Di dalamnya ada empat gapura lagi di sekitar Masjid Ampel yang juga memiliki nama dan arti masing-masing. Lima gapura tersebut disimbolkan sebagai rukun Islam. Misalnya, nama Gapura Munggah. Gapura itu merupakan gapura di pintu masuk Masjid Ampel jika pengunjung masuk dari arah Jalan Sasak. Dalam bahasa Indonesia, munggah berarti naik. Artinya naik haji, rukun Islam yang kelima.

Selain Gapura Munggah, empat gapura lainnya memiliki nama dan arti. Namanya adalah gapura Paneksen, gapura Mangadep, gapura Poso, dan gapura Ngamal. Semuanya bagian dari rukun Islam. 

Mustajab, seorang penjaga Masjid dan Makam Sunan Ampel, masih penasaran dengan temuan tulisan di gapura Munggah. Selain tulisan yang sudah ditemukan di kayu gapura, ada bagian kayu yang tertutupi tulisan ''Ampel Suci''. (yon/c19/eko) 


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler