Terungkapnya Intel Rusia di Amerika Serikat

Minggu, 04 Juli 2010 – 11:51 WIB
Foto Anna Chapman di akun Facebook. Foto : AP

KISAH ini bukan tentang seri film James Bond yang dibintangi Sean Connery tatkala dia harus melawan Tatiana Romanova, si supercantik yang ternyata mata-mata RusiaTapi, ini memang tentang mata-mata dari negeri Beruang Merah itu yang dikirim ke Amerika Serikat

BACA JUGA: AS Buru Agen Rahasia Lain

Aksi yang bisa membekukan kembali hubungan hangat dua negeri tersebut.

Sejatinya, setelah Uni Soviet bubar pada 25 Desember 1991, berakhir pula Perang Dingin
Amerika Serikat (AS) dan Rusia pun mencoba berakrab-akrab dan berhangat-hangat

BACA JUGA: Bebas, Majikan Pembunuh TKI

Tengok kemesraan Presiden Barack Obama dan Presiden Dmitry Medvedev di sela-sela konferensi G-20 di London, Inggris, 2 April 2009
Mereka merilis pernyataan bersama yang berisi kesepakatan untuk me-refresh hubungan AS dan Rusia.

Para menteri luar negeri dua negara tersebut juga bermesra-ria

BACA JUGA: Taliban Serang Markas NATO

Hillary Rodham Clinton dan Sergey Lavrov, pada Maret 2009, secara simbolis memencet tombol reset yang menandai kembalinya hubungan baik AS-Rusia.

Tapi, perang dingin yang berlangsung lama tak bisa mencair begitu sajaAkhir Juni, Rusia, ternyata, tetap menempatkan hampir selusin mata-mata di Negeri Paman SamSebanyak 10 mata-mata dibekuk agen FBISatu lagi, Christopher Metsos, masih buron setelah menghilang di Siprus.

Penangkapan itu cukup sulit lantaran para spion tersebut hidup biasa-biasa saja ala orang kebanyakanMisalnya, Anna Chapman, wanita cantik yang hidup sebagai seorang pengusaha di New YorkAtau, Vicky Pelaez yang seorang jurnalis dari PeruJuga, suami-istri Richard dan Cynthia Murphy dari New Jersey yang dituduh mengumpulkan informasi soal rencana kerja Obama di Rusia.

''Itu misi yang sangat serius,'' ujar Peter Earnest, mantan anggota Badan Pusat Intelijen AS (CIA), dalam wawancara dengan Agence France-Presse Jumat lalu (2/7).

Memori pria 36 tahun itu langsung kembali ke era Perang DinginSaat itu, Soviet sengaja membentuk agen rahasia yang ditempatkan di luar negeri, terutama negara musuh, untuk mencuri informasi pentingMata-mata yang biasanya disebut agen rahasia ilegal itu bisa terdiri atas warga AS, Rusia, atau negara mana pun.

Earnest yang kini menjabat direktur eksekutif International Spy Museum di Washington itu menyatakan bahwa agen rahasia ilegal seperti Anna Chapman dan 10 tersangka lainnya memang benar-benar nyataBahkan, menurut dia, AS pun memiliki jaringan yang sama''Dulu, saya sering bekerja sama dengan mata-mata yang tidak secara resmi menyamar dan menjalankan misi intelijenJustru dari merekalah saya sering mendapatkan informasi yang tak ternilai harganya,'' ungkapnya.

Pernyataan Earnest tersebut diamini mantan pejabat CIA yang lain, Bruce ReidelMetode kuno yang digunakan 11 mata-mata -seorang di antaranya masih buron- Rusia itu memang sering diabaikan pada masa modern seperti sekarangSebab, seperti mata-mata era 1920-an, mereka saling kirim pesan rahasia lewat kode-kode rahasiaMetode seperti itu pun banyak diadaptasi dalam film layar lebar dan serial berlatar spionase.

Akibatnya, banyak masyarakat dan mungkin para pejabat intelijen yang terkecohPara agen rahasia ilegal itu pun bisa dengan mudah mencuri informasi penting dan melaporkannya ke KremlinSayangnya, tujuan spionase kelompok-kelompok ilegal seperti itu tidak banyak terungkap''Ini karakter klasik KGBMereka tidak pernah berhenti memata-matai AS,'' tegas Reidel yang kini menjabat penasihat pemerintah dalam kebijakan Timur Tengah.

Reidel yang juga menjadi salah seorang pemimpin Brookings Institution itu lantas teringat pada kasus Rudolf AbelAgen rahasia Soviet tersebut lama menetap di Kota New York dan menyamar sebagai fotograferSelama menjadi agen rahasia ilegal itu, dia membantu menyelundupkan rahasia nuklir AS ke Rusia selama periode 1940-an dan 1950-anPria bernama asli Vilyam Fisher tersebut akhirnya tertangkap oleh FBI dan diganjar hukuman 30 tahun penjaraTapi, dia bebas pada 1962 dalam pertukaran tahanan.

Memang, operasi militer semacam itu digunakan Rusia sejak 1920-anNegeri tersebut kerap memakai warga negara Rusia atau agen berkewarganegaraan lain, baik komunis atau tidak, untuk menyusup ke ASSelama periode 1920-an itu, kegiatan mata-mata Rusia fokus pada bidang militer dan spionase industrial di ASKhususnya pada industri pengembangan pesawat terbang dan persenjataanSelain itu, mereka menelusup ke jantung birokrasi pemerintahan seperti Departemen Luar Negeri dan Departemen Perang.

Sementara itu, David Satter, mantan koresponden Financial Times di Moskow, menyatakan bahwa misi spionase seperti yang terungkap di AS baru-baru ini tidak melulu berhubungan dengan pemerintahBisa jadi, agen rahasia ilegal itu bekerja untuk lembaga nonpemerintah atau perseoranganTermasuk, seorang agen rahasia atau mantan agen rahasia.

"Seseorang yang bebas beraktivitas tanpa diketahui identitas aslinya sebagai mata-mata Rusia bisa bekerja untuk siapa saja," ungkap Satter(hep/cak/c5/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mata-mata Cantik Ikut Tertangkap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler