jpnn.com, JAKARTA - Bank DBS Indonesia melihat ada potensi perkembangan kebutuhan wealth management seiring dengan kenaikan aset kekayaan di Indonesia.
Saat ini Ultra High Net Worth Individual (UHNWI) Indonesia diproyeksikan menjadi yang tertinggi kelima di dunia dan jauh lebih tinggi dari rata-rata global dan Asia.
BACA JUGA: Siap Genjot Kredit Korporasi di Kala Pandemi, DBS Indonesia Siapkan Sejumlah Strategi
Berdasarkan outlook IMF, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia diperkirakan mencapai USD5.000 pada 2024.
Sehingga lanskap wealth management Indonesia juga diprediksikan akan meningkat dalam 4-5 tahun dari sekarang, yang didorong oleh pertumbuhan kekayaan investor muda.
BACA JUGA: Kalina Dekat dengan Anak-anak Vicky, Azka Corbuzier: Maaf tak Bisa Semenyenangkan Mereka
Indikator utama peningkatan pasar wealth management adalah jumlah investor reksa dana yang tumbuh empat kali lipat dalam tiga tahun terakhir, dari sebanyak 444.945 menjadi 1.774.493 pada 2019.
Peluang ini diambil oleh Bank DBS Indonesia dengan menyediakan berbagai solusi finansial yang disesuaikan dengan setiap tahapan kehidupan nasabah, serta mengembangkan inovasi digital sebagai platform investasi yang handal dan mudah diakses.
BACA JUGA: Strategi Digibank by DBS Dorong Nasabah Berinvestasi di Era New Normal Â
Namun, hingga saat ini penduduk Indonesia cenderung mendepositokan kekayaannya dibandingkan menginvestasikannya.
Ditambah dengan adanya pandemi Covid-19 yang memperlambat perekonomian selama beberapa bulan terakhir, menambah kecenderungan nasabah untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk seperti deposito dan tabungan.
Karena itu, masyarakat masih membutuhkan lebih banyak edukasi mengenai investasi sebagai pilihan dalam mengelola dan mengembangkan kekayaan.
Di sinilah Bank DBS Indonesia hadir memainkan perannya sebagai lembaga keuangan yang memberikan edukasi/wawasan dan beragam solusi untuk kebutuhan wealth management nasabah, sehingga tujuan keuangan di setiap tahap kehidupan dapat tercapai.
“Indonesia merupakan pasar yang sangat berkembang dalam hal wealth management, namun pertumbuhannya terhambat oleh terbatasnya akses nasabah terhadap investasi dan pengelolaan aset kekayaan," ujar Executive Director, Wealth Management Talent Rotation, Bank DBS Indonesia, Keng Swee.
Mengacu pada jurnal yang dirilis Hubbis pada September lalu , penetrasi Asset Under Management (AUM) Indonesia hanya sekitar 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka tersebut masih tergolong rendah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan lainnya sebesar 15-25%.
Pendapatan per kapita Indonesia saat ini berada di angka USD4.100, sedangkan diperlukan pendapatan per kapita sebesar USD5.000 agar lanskap wealth management Indonesia dapat memaksimalkan potensinya.
“Bank DBS Indonesia senantiasa mengukuhkan posisinya sebagai mitra manajemen kekayaan terpercaya, melalui komitmen untuk selalu menghadirkan inovasi digital sebagai platform pengembangan kekayaan nasabah, seperti yang dilakukan baru-baru ini kami telah berhasil membawa akses valuta asing dan obligasi ke dalam aplikasi digibank by DBS," imbuh Keng Swee.
Selain itu, Bank DBS Indonesia juga akan menghadirkan Unit Trust (UT) online.
Inovasi ini memegang peran penting untuk memperluas dan mempermudah akses berinvestasi dengan dukungan Relationship Manager dan Investment Consultants kami yang berpengalaman dan handal.
Head of Sales and Distributions Consumer Banking Group, Bank DBS Indonesia, Melfrida Gultom menambahkan melalui priority banking DBS Treasures dan private banking D BS Treasures Private Client, Bank DBS Indonesia melakukan dua pendekatan wealth management, yakni investasi dengan pilihan penempatan di dalam dan luar negeri, serta asuransi yang disesuaikan dengan tujuan finansial nasabah.
"Rangkaian produk kami menjawab kebutuhan nasabah di setiap tahap kehidupan, mulai dari pengembangan kekayaan, perlindungan kesehatan, persiapan dana pensiun, legacy /warisan , d an dana pendidikan anak," serunya.
Untuk memperluas jangkauan investasi hingga ke luar negeri, Bank DBS Indonesia juga menawarkan berbagai produk instrumen investasi asing, termasuk investasi syariah di pasar internasional seperti Amerika Serikat (AS), Hongkong, dan Tiongkok.
Untuk beberapa bulan ke depan, Bank DBS Indonesia berencana memperluas jangkauan penempatan investasi ke India, serta dana yang berfokus pada tema tertentu.
“Menjawab tantangan untuk mempermudah akses wealth management di kondisi sekarang ini, Bank DBS Indonesia menyediakan berbagai inovasi digital supaya nasabah dapat melakukan transaksi dan investasi di mana saja dan kapan saja. Melalui aplikasi digibank by DBS, nasabah dapat melakukan beragam transaksi keuangan 24/7 seperti penempatan deposito dalam 12 mata uang asing, pembelian Obligasi Pasar Primer dan Sekunder, bahkan transfer dana ke dalam dan luar negeri secara real time," terang dia.
Tak hanya itu, fasilitas Instruksi Melalui Telepon hadir melengkapi guna mempermudah berbagai transaksi seperti pembelian Obligasi Pasar Sekunder dan 12 mata uang asing tanpa harus ke cabang.
Pembelian beragam produk asuransi pun cukup dengan video call, tanpa perlu tatap muka langsung.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy