jpnn.com, DENPASAR - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Badan Kepegawaian Nasional (BKN) menggelar tes CPNS dan PPPK 2021 di Denpasar, Bali.
Pelaksanaan tes CPNS Kemenkes berlangsung di Kantor Regional X Denpasar pada 21-23 September 2021. Seleksi itu itu diikuti 824 peserta dalam tiga gelombang setiap harinya.
BACA JUGA: Mulai 2022 Pemerintah Fokus pada Rekrutmen PPPK, PNS Ditargetkan Tinggal 20 Persen
Menurut Ketua Tim Seleksi Pengadaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) Kemenkes Provinsi Bali Ketut Ariawati, tes itu dilakukan dengan protokol kesehatan dan alur yang sudah ditentukan.
Peserta dan panitia harus melakukan RDT Antigen atau swab PCR, menggunakan masker dobel, menjaga jarak minimal satu meter, mencuci tangan dengan sabun, dan peserta wajib sudah divaksin, setidaknya dosis pertama.
BACA JUGA: Aksi Napoleon Bisa Menjadi Preseden Munculnya Kasta Terendah di Penjara, Penista Agama
“Saat mereka masuk sudah harus dengan cek suhu. Ketika normal di bawah 37,5, masuk untuk cuci tangan, kemudian diarahkan ke ruang tunggu dan menunggu untuk dipanggil” kata Ketut, Selasa (21/9).
Jika suhu tubuh peserta tes CPNS dan PPPK Kemenkes di atas 37,5 setelah tiga kali pengukuran, lanjut Ketut, peserta harus melakukan RDT Antigen mandiri.
BACA JUGA: Tes PPPK 2021, Prof Zainuddin Protes Guru Honorer Dianggap Tak Bermutu
Selanjutnya, peserta yang tetap diizinkan ikut tes CPNS dan PPPK akan mengikuti kegiatan di ruang terpisah.
Ketut menegaskan tes ini bersifat transparan dan akuntabel karena nilai bisa langsung diketahui peserta setelah selesai mengerjakan soal ujian.
"Jadi, masyarakat sendiri tau bahwa perekrutan ini sifatnya transparan dan akuntabel, sehingga orang yang diterima memang orang-orang yang terpilih” tegas Ketut.
Secara terpisah, Kepala Kanreg X BKN Denpasar Paulus Dwi Laksono menyampaikan hal serupa.
"Bisa dipertanggungjawabkan objektivitasnya kepada masyarakat dan transparan nilainya karena bisa diketahui umum,” ucap Paulus.
Untuk meminimalisir potensi kecurangan, lanjut Paulus, tes ini menggunakan teknologi face recognition.
Setelah proses registrasi, peserta melakukan foto wajah. Kemudian, akan dilakukan pencocokan antara foto wajah dengan kartu ujian secara komputerisasi.
"Jadi, saat peserta memasukkan PIN, jika foto dan wajah berbeda, maka soal tidak akan keluar," pungkas Paulus. (mcr9/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Dea Hardianingsih