jpnn.com, NEW YORK - Tesla Inc. menggusur Toyota Motor Corp sebagai produsen mobil paling bernilai di dunia. Ini menjadi titik balik setelah perusahaan Jepang itu mencoba mengubah industri yang mengandalkan mesin pembakaran internal selama lebih dari 130 tahun.
Mengutip Bloomberg, hal itu terjadi setelah harga saham Tesla mencatatkan rekor tertinggi pada perdagangan Rabu (1/7).
BACA JUGA: Pria Tajir Ini Panik Setelah Beli 27 Unit Mobil Listrik Tesla, Total Rp 22,2 Miliar
Harga saham Tesla sempat menyentuh angka 1.134 dollar AS per lembar. Dengan demikian, valuasi pasar Tesla tercatat sebesar 209,47 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.974 triliun.
Jumlah tersebut lebih besar 4 miliar dollar AS jika membandingkan dengan valuasi pasar Toyota saat ini.
BACA JUGA: Konyol! Sekelompok Anak Muda Buat Tantangan Menginfeksi Diri dengan Corona
Harga saham Tesla melejit sejak awal tahun ini, disebabkan investor mulai berpikir dan menjatuhkan masa depan industri pada kendaraan listrik.
Pada Januari, Tesla menjadi produsen mobil paling berharga kedua di dunia, ketika melampaui Volkswagen AG .
BACA JUGA: Spesifikasi Wuling Victory BerpotensiJadi Lawan Berat Toyota Innova
Sekarang, produsen mobil besutan Elon Musk ini bernilai lebih dari dua kali lipat dari raksasa Jerman.
Usaha keras bos Tesla itu terbilang revolusioner. Ia berani mengabaikan atau melanggar banyak aturan dan norma industri otomotif yang sudah mapan dalam satu dekade silam.
Elon Musk terbilang sukses membawa Tesla ke publik dan menjualnya secara online. Bahkan memproduksinya di California yang berbiaya tinggi.
Hasilnya, Elon mampu membangun merek Tesla dengan nilai yang jauh melampaui kemampuan produksinya saat ini.
Saat ini, perusahaan bermarkas di California itu telah mencatatkan untung dalam tiga kuartal berturut-turut, serta menjaga momentum tersebut dalam tiga bulan pertama tahun ini, meski terjadi pandemi virus corona (Covid-19).
Musk pun menyatakan tahun ini, Tesla bakal mencatatkan penjualan untuk 500.000 kendaraan.
Perusahaan pun tak mengubah target tersebut terlepas dari pandemi yang sedang terjadi di seluruh belahan dunia. (Bloomberg/mg8/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha