jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, A. Alfin Andrian disebut-sebut mengalami gangguan jiwa.
Hal itu berdasarkan pengakuan ayah pelaku usai kejadian. Ia menyebut anaknya mengalami gangguan kejiwaan.
BACA JUGA: Syekh Ali Jaber: Alhamdulillah Hanya di Tangan, Bukan di Leher, Sampai Patah Pisaunya
Pelaku menusuk Syek Ali Jaber saat ceramah di acara wisuda santri TPQ Masjid Falahuddin, Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandarlampung.
Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto menjelasakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu sore (13/9) sekitar pukul 17.00 WIB.
BACA JUGA: Ribut-ribut Wacana Sertifikasi Ulama, Apa Kata Jusuf Kalla?
“Pada saat itu yang bersangkutan (Ali Jaber) sedang melaksanakan program satu juta hafiz dengan metode memberikan wisuda kepada penghafal Al-Quran. Kemudian ceramah dan tanya jawab,” katanya, Minggu (13/9) malam.
Kemudian pada saat sesi tanya jawab, Alfin datang dan langsung menyerang Syech Ali Jaber. Akibatnya, Ali Jaber mengalami luka pada bagian lengan atas tertusuk sedalam 4 cm.
BACA JUGA: Suami Istri Kompak Berbuat Dosa, Korbannya Anak Kandung yang Berusia 8 Tahun
“Pelaku memakai pisau dapur,” kata jenderal bintang dua ini.
Ia menyebut pelaku tinggal di dekat masjid yang dijadikan sebagai tempat acara wisuda TPQ.
“Kediaman pelaku sendiri tak jauh dari masjid tempat berlangsungnya acara. Yakni di Jalan Tamin, TkB. Jaraknya sekitar 300 meter,” jelasnya.
Ditanya mengenai modus operandi yang dilakukan pelaku, Kapolda mengatakan menurut penjelasan orang tua pelaku mengalami gangguan jiwa.
“Tetapi dari pihak kepolisian tidak percaya begitu saja menerima penjelasan ini. Sehingga dari pihak kami proaktif malam ini untuk mengundang dokter dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung,” tambahnya.
Pelaku sendiri kini tengah dilakukan observasi awal pemeriksaan. Pun direncanakan akan dibawa ke RSJ.
“Selain itu kami lakukan pemeriksaan urine kepada pelaku. Hasilnya negatif dan kita akan melakukan pemeriksaan di RSJ dan kedua akan memanggil psiakter dari dokter kepolisian,” ucapnya.
“Kami akan koordinasikan ke Biddokes. Saat ini dalam pendalaman oleh Reskrim. Didampingi dokter psikiatri,” jelasnya.
Tak hanya itu, hal lain yang turut disampaikan dirinya yakni bahwa dalam pemerintah menjamin para ulama untuk berdakwah.
“Tapi protokol kami lihat protokol kesehatan yang dilakukan panitia cukup baik. Cuma ada orang tidak dikenal menyerang dengan tiba-tiba. Dan syekh langsung diberikan pertolongan. Dan yang bersangkutan akan membuat laporan, direncanakan besok,” kata dia.
Kedepan pihaknya akan melakukan peningkatan pengamanan agar peristiwa ini tak terulang.
“Kami tingkatkan pengamanan terbuka dan tertutup semoga penyerangan ini tidak berlanjut. Dan terus dilakukan pemeriksaan pendalaman terhadap pelaku,” ucapnya.
Ditanya terkait senjata yang digunakan pelaku, Kapolda menjelaskan bahwa pelaku membawa sebuah pisau dapur dari kediamannya.
“Ini juga kami lagi dalami. Pun sama dengan motif sesungguhnya masih terus kami dalami,” kata dia.
“Karena pihak kepolisian bertanya agak kesulitan menangkapnya. Untuk proses pikir bagus tanya jawab. Tetapi isi pikirannya berbeda,” tambahnya.
Terkait apakah pelaku ada indikasi kelompok tertentu. “Kami dalami apakah dia terlibat atau apa masih kami dalami,” pungkasnya.
Seorang jemaah bernama Dede mengatakan, pelaku mengaku disuruh untuk menusuk Syekh Ali Jaber di bagian dada.
“Abis kejadian itu bapaknya pelaku langsung datang, terus bilang kalau anaknya ini agak kurang waras,” kata Dede.
“Tapi warga sekitar yang kenal sama pelaku bilangnya pelaku normal-normal saja selama ini,” tambah Dede. (ang/sur/radarlampung)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti