Tetap Siaga! Kenaikan Kasus Covid-19 Biasanya Terjadi Setelah Periode Liburan

Kamis, 11 November 2021 – 20:09 WIB
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut Indonesia selalu mengalami tren kenaikan kasus Covid-19 setelah masa libur panjang. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut Indonesia selalu mengalami tren kenaikan kasus Covid-19 setelah masa libur panjang.

Misalnya, kenaikan kasus Covid-19 setelah libur Idulfitri 2020, Maulid Nabi Muhammad SAW dan Natal 2020, serta libur Idulfitri 2021.

BACA JUGA: Bobby Nasution Menyiapkan Langkah Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19 

"Kenaikan kasus tidak hanya terjadi di kasus harian, tetapi juga sepekan dan bertahan lama meskipun bisa diturunkan," tutur Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan BNPB Indonesia di YouTube, Kamis (11/11).

Pria bergelar profesor itu mengatakan setelah periode libur Idulfitri 2020, terjadi penambahan antara 413-559 kasus harian atau 68 sampai 93 persen. 

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat tak Lalai, Ingat Pelajaran Selama 2 Tahun

Kenaikan itu juga terjadi dalam kasus sepekan. Angka penularan Covid-19 selama sepekan setelah periode libur Idulfitri 2020 ada kenaikan 2.889 hingga 3.917 kasus. 

"Selanjutnya pada libur kolektif natal dan maulid nabi terjadi kenaikan 1.157-5.477 kasus harian atau sebesar 37-95 persen pascalibur itu. Sementara data sepakan, penambahan 8.096-38.340 kasus," tutur Wiku.

BACA JUGA: 5 Cara Mencegah Meningkatnya Kasus Covid-19 di Awal 2022

Alumnus Institut Pertanian Bogor itu melanjutkan bahwa kenikan kasus signifikan terjadi setelah periode libur Idulfitri 2021. Ketika itu terjadi kenaikan kasus 9.972-46.297 atau 53-1237 persen. 

"Dapat pula dikatakan kasus harian meningkat 12 kali pascibur Idulfitri 2021. Kenaikan tajam juga tampak pada analisis data sepekan. Di mana terjadi penambahan kasus dalam rentang 13.931-324.207 kasus," ujar dia.

Wiku mengatakan bahwa tren kenaikan kasus pada setiap periode liburan masuk kategori cukup kompleks karena disumbangkan berbagai hal. 

Pertama, kata dia, ada peningkatan mobilitas tanpa disertai testing yang cukup. Di sisi lain, testing ialah sesuatu yang krusial sebagai langkah preventif memastikan pelaku perjalanan dalam keadaan sehat. 

Selanjutnya, kata dia, kenaikan kasus dipicu perilaku tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes), baik selama perjalanan atau selama aktivitas liburan. 

Berikutnya, tradisi berkumpul seperti makan bersama atau tradisi keagamaan yang secara alamiah memunculkan kerumunan. 

"Keempat peningkatan aktivitas di pusat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik lain yang tidak disertai pengawasan penerapan prokes," ujar Wiku.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKUI) itu meminta pemerintah daerah dan masyarakat tetap siaga mengantisipasi lonjakan kasus setelah periode libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Terlebih lagi, kata Wiku, beberapa kebupaten dan kota tengah mengalami kenaikan kasus Covid-19. 

"Periode liburan panjang adalah tantangan, berkaca dari pengalaman, Indonesia belum pernah berhasil melewati periode itu tanpa kenaikan kasus," ungkap dia. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler