Teten Yakin Tak Akan Pecah Kongsi

Jumat, 30 November 2012 – 10:00 WIB
BOGOR – Sekilas, mungkin tak ada yang menyangka jika pria plotos ini merupakan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jabar. Berpenampilan sederhana, bertutur seadaanya, cawagub usungan PDIP ini berharap dapat memenangi kompetisi demokrasi di Tanah Pasundan, tahun depan.

Ya, tak banyak yang berubah dengan seorang Teten Masduki. Mengunjungi Graha Pena Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin, Teten malah minta wejangan.

Bersama para relawan dan tim suksesnya, pegiat antikorupsi ini diterima CEO Radar Bogor Grup, Hazairin Sitepu. Selain meminta gagasan, salah seorang pendiri organisasi anti korupsi, Indonesian Corruption Watch(ICW) tersebut juga curhat mengenai keinginannya maju di Pilgub Jabar.

Hazairin Sitepu menegaskan, Teten harus berjuang habis-habisan jika benar ingin mengaplikasikan seluruh pemikirannya untuk melakukan perubahan di Jabar. Mantan Ketua Dewan Pengawas TVRI ini mengingatkan, Jabar teramat berbeda dengan Jakarta.

Gaya politik dan kampanye saat PDIP memenangkan Pilkada DKI, akan sulit diaplikasikan di Jabar. Itu karena karakter latar belakang masyarakatnya yang berbeda. “Jabar ini kan barometer Indonesia. Sehingga, perlu perjuangan yang lebih untuk menang,” katanya.

Hazarin memahami betul pemikiran Teten yang berangkat dari aktifis dan pegiat anti korupsi. Semangatnya untuk membawa perubahan dengan jargon "Jabar Baru Jabar Bersih" hanya bisa dilaksanakan jika menang dalam pilgub nanti.

Hazairin menambahkan, pimpinan harus bisa menjadi cermin. Karena seorang kepala daerah bukan hanya memimpin birokrasi, tapi harus mampu mendorong potensi daerah agar bisa menyejahterakan rakyatnya. “Harus menang dulu baru seluruh pemikiran itu bisa diapilikasikan. Membawa perubahan di Jabar itu sangat kami rindukan,” ujarnya.

Dia juga berbagi pengalaman perjalanan politik di tingkat nasional dan daerah. Bahwa dunia politik Tanah Air sudah sangat karut-marut adanya. Politik pragmatis selalu mendominasi dari pada politik ideologi.  

Beres berbincang dengan pucuk pimpinan Radar Bogor Grup, Teten kemudian meluangkan waktunya untuk berdialog dengan awak redaksi Radar Bogor, Metropolitan, serta sejumlah aktifis dan warga Bogor di lantai V Graha Pena. Dalam kesempatan itu, Teten menuturkan jika dirinya sempat merasa tidak yakin maju menjadi cawagub.

Apalagi masuk dalam lingkaran birokrasi yang selama ini menjadi "rival" nya. “Banyak dari kalangan aktifis yang sempat menolak. Seperti ada beban, mengingat banyak aktifis rusak setelah masuk birokrasi,” ujarnya.

Tapi, Teten meyakinkan perjuangannya sebagai akifis sejak 1986 tidak akan dia rusak sendiri. Untuk lebih meneguhkan batinnya, Teten banyak berdiskusi dengan Jokowi. Alasannya, masuk birokrasi bisa memberikan perjuangan yang lebih luas untuk masyarakat.

Sebagai seorang aktifis, Teten memahami betul bahwa dia belum teruji memimpin daerah, dan tidak punya banyak uang. Tapi dia yakin menanggulangi kekurangannya itu. “Sehingga saya sangat hati-hati menerima bantuan. Jangan sampai menjerat saya dikemudian hari,” katanya.

Teten dan cagubnya Rieke Diah Pitaloka telah berbagi peran untuk mendulang dukungan rakyat Jabar. Rieke bakal berjibaku dengan struktur partainya, sedangkan Teten dengan jejaringnya sebagai aktivis. Teten percaya jika masyarakat Jabar menginginkan perubahan. Itu karena APBD Jabar menurutnya tidak prorakyat. “Kami berbagi tugas, dan kami tidak akan pecah di tengah jalan,” pungkasnya.(dra)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Janjikan Revisi UU Migas Kelar Dua Masa Sidang

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler