Tewas Diinjak Gajah Liar

Senin, 21 Januari 2013 – 09:26 WIB
BEURAWANG --Niat memancing dua warga Desa Umah Besi, Bener Meriah berakhir maut. Pasalnya, salah satu pria tersebut tewas pasca kepergok dan jadi sasaran amuk gajah. Meski sempat bertahan selang beberapa jam, namun M Syarif (60) menghembus nafas terakhir dengan kondisi dada yang remuk. Pasalnya, pertolongan datang terlambat lantaran medan peristiwa cukup jauh dari jangkauan tim medis dan proses evakuasi. 

Insiden memilukan tersebut terjadi Sabtu (19/1) sekira pukul 12.00 WIB. Rencananya korban yang juga menetap di Kec. Gajah Putih tersebut, bersama temannya Abdurrahman (60) berniat memancing ikan. Mereka lantas menelusuri jalur hutan dan perbukitan, guna menuju aliran Krueng Peusangan di sekitar bekas perkebunan warga, Beurawang Keken atau Leubok Pisang. Bahkan areal tersebut cukup terjal dan berjurang, serta jauh dari jalan utama Desa Suka Tani, tepatnya di Km 32-Bireuen.

Dalam perjalanan, Abdurrahman sudah duluan di depan sementara korban tertinggal di belakang. Saat itulah mereka kepergok dengan seekor gajah. Karena terkejut dan tiba-tiba, Syarif tak sempat menghindar. Sementara temannya telah berlari meninggalkan dirinya. Hewan bertubuh bongsor tersebut lalu mengamuk, karena perjalanannya terganggu ulah manusia. Ia pun menyeruduk tubuh si petani hingga terpental dan diduga memijak korban hingga dadanya remuk.

Setelah binatang tersebut pergi, Abddurahman memberanikan diri untuk kembali. Saksi mendapati tubuh temannya telah terkapar tak berdaya, namun dalam keadaan masih hidup. Dengan terbata-bata, Syarif mengatakan dadanya sakit dan meminta dirinya dibawa pulang. Karena mereka berada di tengah hutan belantara, akhirnya Abdurrahman memutuskan pergi mencari pertolongan. Ia meninggalkan sahabatnya itu, serta mendapati rumah penduduk berkisar 400 meter dari lokasi kejadian.

Saat kembali ke TKP bersama A.Malek (38) dan Baramsah (55), warga Desa Suka Tani, ketiganya mendapati Syarif sudah tak bernyawa. Peristiwa ini segera dilaporkan ke perangkat desa dan diteruskan ke polisi. Kapolsek Juli Iptu Saleh Amri didampinggi anggota, menerima informasi dari masyarakat buru-buru terjun ke TKP.

"Untuk mengevakuasi jenazah korban menuju ke perkebunan di atas jurang, warga membuat tandu darurat dengan kayu dan pakai kain sarung. Selanjutnya mayat diusung secara bergantian, dengan melewati jalan setapak yang cukup terjal untuk bisa naik ke puncak. TKP juga berada dekat kebun dan jalan Desa Suka Tani," ujar Kapolsek.

Sementara itu, Sekretaris Desa Suka Tani Syarbaini kepada Metro Aceh (Grup JPNN), menyatakan perjalanan untuk menuju jenazah berada sangat melelahkan."Luas areal perkebunan di kawasan ini mencapai 300 hektar. Karenanya tak heran sering ada gangguan gajah yang populasinya mencapai 50 ekor lebih. Sehingga petani tidak dapat menggarap lahannya, karena selalu dirusak dan digasak gajah," jelas Syarbaini.

Lebih lanjut Sekdes tersebut menyatakan, kalau kedua korban melalui jalur perlintasan gajah. Sehingga mereka sering naik sampai ke sekitar pemukiman warga Suka Tani.(Rahmad Hidayat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Silangit, Giliran Bandara Binaka

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler