TGB: Halal Tourism Tidak Mengganggu Pariwisata Konvensional

Kamis, 31 Oktober 2019 – 03:24 WIB
TGB Zainul Majdi. Foto: Humas for Lombok Post

jpnn.com, MALANG - Selain dikenal sebagai tempat wisata konvensional, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga tersohor dengan halal tourism (pariwisata halal).

Hal itu tidak lepas dari gebrakan mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi pada 2015.

BACA JUGA: TGB Zainul Majdi: Pendekatan Keras Tidak Bisa untuk Atasi Radikalisme

TGB mengatakan, halal tourism harus ditopang political will. Bila keinginan politik itu berjalan, sambung dia, Indonesia bisa seperti Korea Selatan dalam menghadirkan pariwisata nyaman bagi travelers muslim. 

"Dari masjid hingga restoran membuat nyaman wisatawan muslim. Ini belum dijumpai di Indonesia," kata TGB dalam Internasional Confrence On Halal Innovation, Engineering, and Science (ICOHTES) di Hotel Sahid Montana II, Kota Malang, Rabu (31/10).

Dia meyakini, beberapa tahun ke depan Indonesia menjadi acuan industri halal.

"Pariwisata halal tak akan mengganggu wisata konvensional yang telah ada," bebernya. 

TGB membagi cerita awal NTB, khususnya Pulau Lombok, dikenal dengan wisata halal.

Pada 2014 dirinya berjumpa dengan Arief Yahya yang saat itu menjabat sebagai menteri pariwisata. Dia lantas ditanya oleh Arief mengenai keberanian NTb menjadi destinasi halal.

"Saya jawab NTB akan mendeklarasikan diri sebagai destinasi halal," terang Ketua Tanfidyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan ini.

TGB lantas mulai mengumpulkan jajarannya di Pemprov NTB. Dia kemudian mencari acuan terkait dengan halal tourism.

Setelah mencoba menelusuri berbagai sumber, dia menarik kesimpulan belum ada acuan mengenai wisata halal. 

"Baru mulai untuk berjalan, dengan konsep yang disusun. Afirmatif action," terangnya.

TGB menambahkan, ketika ide wisata halal ini disampaikan ke pelaku pariwisata, ada beberapa keluhan. Di antaranya soal sertifikasi halal. Ada persepsi kuat itu adalah akan memperbesar biaya produksi. Urusan pariwisata tidak bisa dilepaskan dari hitung-hitungan produksi.

"Akhirnya urusan sertifikasi halal ini diambil alih oleh daerah. Kami berjumpa dengan BPPOM dan MUI, kemudian daerah memberikan uang sekian miliar untuk mendukung sertifikasi halal," urainya.

Cucu Pahlawan Nasional TGKH Zainuddin Abdul Madjid itu menambahkan, langkah wisata halal ini menunjukkan Islam rahmatan lil alamin.

“Kami sedang menghadirkan Islam yang manfaatnya dirasakan. Termasuk pula mengonversi Bank NTB menjadi bank syariah," lanjutnya. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler