TGB Zainul Majdi Ingatkan Bahaya Politik Identitas

Senin, 14 November 2022 – 16:34 WIB
Muhammad Zainul Majdi. Foto: Instagram tuangurubajang

jpnn.com, MATARAM - Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi menyebut politik identitas tidak boleh ada di Indonesia.

Dia juga menyebut politik identitas juga tak boleh dipakai untuk menyingkirkan lawan politik.

BACA JUGA: Bagi Ruhut, Sulit Tepis Cap Bapak Politik Identitas di Anies, Jualannya Saja SARA dan Fitnah

"Orang berbeda kemudian dituduh munafik, antek-antek kafir, dan bermacam-macam," kata TGB dalam keterangan resmi di Mataram, Senin (14/11).

"Politik identitas dalam makna primordial untuk menyingkirkan lawan politik harus kita jauhkan, tidak boleh ada di Indonesia," lanjutnya.

BACA JUGA: Boni Hargens Ingatkan Politik Identitas Rawan Dimainkan Oligarki Jelang Pemilu 2024

Doktor Ahli Tafsir Alquran itu menyebut semua individu lahir dengan sederet identitas yang given. Mulai jenis kelamin, ras, bahkan juga agama.

Contohnya, ketika orang tua beragama A, kemudian anaknya mengikuti agama tersebut.

BACA JUGA: Wakil Wali Kota Medan Ditegur Gegara Berfoto Bareng Anies, Arief Poyuono Bereaksi

"Dapat juga identitas lahir karena kerja sosial atau juga dari pendidikan sampai latar belakang profesi itu semua identitas," ucapnya.

Masalahnya, kata dia, dalam politik praktis tidak sedikit orang yang mengejar kemenangan dengan mengeksploitasi identitas dalam konteks yang negatif.

"Misalnya, memobilisasi dukungan mengatasnamakan gagasannya yang paling valid dari sisi agama, sehingga yang berbeda dianggap bertentangan dengan agama," kata TGB Zainul Majdi.

Mantan gubernur NTB dua periode itu mengingatkan ketika politik identitas terus dibiarkan, itu akan seperti kotak pandora. Saat dibuka, maka semua orang akan menggunakan cara itu menyingkirkan pihak yang berbeda.

Bicara Indonesia, TGB menyebut tidak semua daerah memiliki preferensi yang sama. Ada satu daerah yang mayoritas Muslim, ada pula wilayah yang sebagian besar warganya Kristiani, atau bahkan umat Hindu.

"Maka ketika politik identitas digunakan untuk melabeli lawan politik atau menihilkan lawan politik ini dibiarkan, kita bisa hancur lebur sebagai bangsa," kata ketua harian nasional DPP Partai Perindo itu. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan: Gus Dur yang Membuat Jenny Widjaya Pulang ke Indonesia


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler