jpnn.com, JAKARTA - Band rock selancar kontemporer, The Panturas siap merilis mini album terbaru yang bertajuk Galura Tropikalia.
Album tersebut sungguh spesial karena berisi 6 lagu dengan lirik berbahasa Sunda.
BACA JUGA: Efek Rumah Kaca dan The Panturas Tampil Spesial di Joyland Festival Jakarta 2024
Tidak hanya urusan lirik, The Panturas juga memainkan musik yang kental nuansa tradisional Sunda.
Grup beranggotakan Surya Fikri (drum), Bagus ‘Gogon’ (bass), Rizal Taufik (gitar), dan Abyan ‘Acin’ (gitar, vokal) itu banyak melakukan eksplorasi dan pola-pola baru dalam Galura Tropikalia.
BACA JUGA: Jimat Akhirnya Mempertemukan The Panturas dengan Doel Sumbang
Drummer The Panturas, Surya alias Kuya mengatakan bahwa hampir semua proses pembuatan album tersebut menarik mulai dari workshop hingga peluncuran.
"Saya merasa banyak sekali hal baru yang kami bisa temukan, kami banyak melakukan eksplorasi dan pola-pola baru. Hal paling besarnya adalah ternyata kami bisa membelokkan arah musik yang kami mainkan ini ke area yang sangat familiar dengan tanah kelahiran kami yaitu bumi Pasundan," kata Kuya The Panturas.
BACA JUGA: The Panturas Makin Bereksplorasi Lewat Lasut Nyanggut
The Panturas awalnya merasa penulisan lirik menjadi hal paling menantang dalam penggarapan lagu karena bahasa Sunda yang dianggap lumayan rumit.
Akan tetapi, gitaris Rizal justru merasa terbantu dengan bahasa yang digunakan karena ingatan masa kecilnya yang berkaitan dengan jampi, pupuh, dan dongeng Sunda kuno.
Pada akhirnya, The Panturas memilih menulis apa yang ingin ditulis mengikuti kata hati.
The Panturas juga menggubah (cover) sebuah lagu pop Sunda berjudul Talak Tilu ciptaan Kosman Jaya yang pertama kali dipopulerkan oleh Upit Sarimanah.
Selain itu, The Panturas turut mengajak musisi legendaris pop Sunda, Doel Sumbang untuk berkolaborasi dalam salah satu track berjudul Jimat.
Dalam mini album berdurasi sekitar 21 menit ini, The Panturas menggaet Ricky Virgana (WSATCC) sebagai produser.
Hal tersebut mempengaruhi bagaimana lagu-lagu dalam Galura Tropikalia juga kental dengan gaya disco pop tahun 70 hingga 80an.
Sementara itu, Om Robo (Southern Beach Terror/Sundancer) turut berpartisipasi sebagai guru spiritual gitar dan dibantu
musisi kolaborator lainnya seperti Panji Wisnu (keyboard/synth), Rezki Delian (perkusi), dan Andri (pencak tarompet).
The Panturas juga menciptakan sebuah lagu berjudul Bentang Sagara, sebagai ode kecintaan masing-masing personel dengan musik pop Indonesia pada era album
kompilasi LCLR 1978.
Hal tersebut menjadi sebuah eksplorasi di ranah disco pop dengan lirik berbahasa Sunda.
“Beruntungnya, penulisan dan produksi lagu dibantu oleh Ricky Virgana yang sudah mumpuni di area itu. Kami mencari jalan tengah di antara musik disco dan gitar becek ala The Panturas. Semoga albumnya bisa diterima dan pendengar The Panturas masih tetap bisa menikmati musik kami tanpa kendala perbedaan bahasa," beber Kuya The Panturas.
Peluncuran album Galura Tropikalia bakal diikuti dengan tur dan showcase di berbagai kota di Indonesia atau bahkan ke luar negeri.
Sebelumnya, The Panturas telah meluncurkan dua single pengantar Lasut Nyanggut dan Jimat pada Oktober 2024, termasuk video musik.
Mini album Galura Tropikalia dari The Panturas dirilis pada 22 November 2024 di bawah naungan Los Panturas Ent dan distribusi rilisan fisik oleh La Munai Records. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra