Ulama kharismatik itu mengatakan tindakannya yang langsung turun sebagai upaya mengikis habis tindakan geng motor yang meresahkan.
“Memang kita turun ke lapangan. Tapi itu sebagai bentuk keterpaksaan karena kita juga sadar kami ini sipil biasa dan selayaknya dilakukan oleh aparat baik kepolisian atau satpol PP,” ungkapnya di kediamannya di Pesantren Al-Irsyaddiyah, Paseh, Cihideung, Kota Tasikmalaya kemarin.
“Tujuan utamanya adalah demi menciptakan keamanan dan kedamaian di Tasik. Karena sejauh ini geng motor ini telah membuat resah warga sehingga mereka harus dibabad habis sampai tidak ada lagi,” lanjutnya.
Namun dia menyatakan langkah yang diambilnya itu bukan didasari rasa benci terhadap anak geng motor, namun sebagai bentuk kecintaanya terhadap masa depan generasi bangsa.
“Kami sayang terhadap mereka (geng motor). Jangan sampai generasi penerus bangsa ini rusak dengan perbuatan yang sangat tidak baik, seperti merusak, menganiaya, berkelahi dan lainnya,” sebut dia.
Di samping itu, papar dia, aksi yang digagasnya itu sebagai bentuk tanggung jawab sebagai seorang warga atas kenyamanan dan keamanan Tasik. “Karena cinta Tasik, tempat dimana kita lahir tempat istirahat, makan minum, seharusnya tempat ini aman, damai dan tentram,” paparnya.
KH Zenzen mengatakan jika masyarakat ada yang mengusik, mengganggu ketentraman, kenyamanan juga ketertiban, maka masyarakat berhak melakukan tindakan untuk berupaya memulihkan situasi tersebut.
Pihaknya terpaksa turun ke jalan, karena geng motor juga kian besar. “Penyakitnya (geng motor) sudah akut,” sebutnya.
Meski telah dianggap akut, dia tidak menyalahkan pihak yang berwenang menangkal dan mengantisipasi geng motor. “Saya tidak menyalahkan polisi, tapi memang seharusnya polisi harus lebih intens lagi berupaya mengantisipasi geng motor ini. Bahkan semua polsek pun harus ikut bergerak, sasarannya bisa dimulai dari knalpot bising,” tambahnya.
“Termasuk kepedulian masyarakat pun harus tumbuh. Ketika melihat ada tempat yang dijadikan markas geng motor segera laporkan, baik kepada kami atau kepada pihak polisi,” ajaknya.
Dia menilai perkembangan geng motor kini merambah ke daerah di luar Kota Tasikmalaya. “Geng motor itu tidak hanya berada di perkotaan, tapi pengaruhnya sudah masuk daerah, seperti Cikalong dan lainnya,” ungkap dia.
Sehingga menurut dia permasalahan geng motor harus segera dituntaskan. “Dinas pendidikan pun harus melakukan pengecekan terhadap siswanya, polisi harus lebih intens lagi melakukan razia,” sarannya.
Jalan keluar yang dia tawarkan, yaitu, anggota geng motor harus dipesantrenkan. “Karena perbuatan meresahkan itu salah satu penyebabnya bukan hanya doktrin dari gengnya, tapi karena jiwa mereka itu kosong sehingga wajib mendapatkan pendidikan keagamaan. Anak-anak itu harus ditolong,” ucapnya.
Dia pun mengimbau kepada pihak pesantren dimana saja untuk bisa menerima anggota geng motor yang ingin belajar agama. “Seandainya ada geng motor yang dirazia itu warga Kecamatan Cihideung, saya siap menerima untuk membinanya. Apabila ada warga Cibeureum bakal dikirim ke pesantren yang ada di wilayah Cibeureum dan lainnya,” paparnya. (dem)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Larangan Parkir, Pemkot Makassar Tidak Tegas
Redaktur : Tim Redaksi