jpnn.com, MADRID - Para pekerja sektor konstruksi dan manufaktur di Spanyol kembali beraktivitas, Senin (13/4), meski setiap hari ratusan orang di negara tersebut tewas gegara virus corona.
Spanyol adalah satu dari 10 negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak di dunia. Namun, dalam beberapa hari terakhir jumlah kasus baru dan kematian di negara tersebut terus menurun.
BACA JUGA: Virus Corona Sudah Menyebar di Penjara Turki, Tiga Napi Tewas
Hari ini, otoritas setempat mengumumkan 3.477 kasus baru dan 517 kematian. Jumlah kasus baru tersebut merupakan yang terendah sejak 20 Maret lalu.
Pada 14 Maret, pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown nasional untuk menghambat penyebaran virus corona. Kebijakan tersebut diperketat pada 30 Maret hingga mencakup semua kegiatan nonesensial, termasuk konstruksi dan manufaktur.
BACA JUGA: Jumlah Positif Corona di Malaysia Capai 4.817 Kasus
Namun hari ini pembatasan resmi dicabut. Aparat kepolisian dan relawan Palang Merah pun terlihat di stasiun-stasiun kereta api membagikan masker kepada mereka yang kembali bekerja.
"Luar biasa pemerintah melakukan ini, karena barang ini sangat sulit didapat atau sangat mahal," ujar Brenda Palacios, seorang suster yang ditemui di Stasiun Atocha, Madrid.
BACA JUGA: PM Malaysia Ubah Keputusan soal Lockdown Corona, Tukang Cukur Pasti Kecewa
Seperti negara-negara lain, Spanyol juga mengalami krisis masker. Bahkan para pekerja sektor esensial sering kali tidak menggunakannya saat naik transportasi umum.
"Saya punya masker di kantor, tetapi dilarang membawanya pulang," ujar suster Brenda.
Untuk diketahui, sejauh ini Spanyol telah melaporkan 169.496 kasus virus corona dan 17.489 kematian. Sementara jumlah pasien sembuh mencapai 64.727 orang. (afp/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil