jpnn.com - WASHINGTON - Perdagangan manusia atau human trafficking ternyata cukup tinggi di Amerika Serikat (AS). Pemerintah AS mengungkapkan bahwa ada 17.500 orang berasal dari belahan dunia yang diperdagangkan ke negera Paman Sam tersebut.
Seperti yang dilasnir Voa Indonesia, Kamis (22/5), mereka yang dijual sebagian besar adalah perempuan. Angka itu tidak termasuk yang diculik dan dipaksa menjadi budak seks di Amerika.
BACA JUGA: Ledakan Pasar di Nigeria Tewaskan 118 Orang
Salah seorang yang menjadi korban perdagangan manusia, Shandra Woworuntu. Wanita asal Indonesia ini berada di gedung Kongres Capitol Hill hari Selasa (20/5) untuk mengkampanyekan pemberian restitusi atau ganti rugi dan berbagai layanan lain dari pemerintah untuk membantu para korban.
Shandra merupakan sarjana dan bekerja sebagai analis keuangan di Indonesia sampai pada saat ia kehilangan pekerjaan karena ketidakstabilan politik. Shandra Woworuntu datang ke Amerika pada tahun 2001 dengan anggapan keliru bahwa ia telah ditawari pekerjaan dalam industri perhotelan, tetapi kenyataannya ia diculik di bandara di New York dan dipaksa menjadi budak seks.
BACA JUGA: Renovasi Berujung Penjara untuk Hosni Mubarak
"Ketika saya tiba seseorang menjemput saya dan membawa saya ke dalam mobil van. Mereka mengambil paspor saya, mereka mengambil tiket saya, dan pada hari yang sama saya dijerumuskan dalam bisnis seks bawah tanah,” katanya kepada Voa Indonesia.
Shandra mengaku lolos dan pelaku perdagangan dirinya kini mendekam di penjara. Ia menerima bantuan dari sebuah organisasi nirlaba dan kini menjadi penggalak kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang perdagangan manusia. (awa/jpnn)
BACA JUGA: Perempuan Ini Ditemukan Setelah 10 Tahun Menghilang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama Kerahkan 80 Pasukan Buru Penculik Ratusan Siswi di Nigeria
Redaktur : Tim Redaksi