jpnn.com, JAKARTA - Putri Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid, mengungkit peristiwa tentang situasi genting di Istana saat ayahnya dilengserkan dari tampuk kekuasaan, 2001 silam.
Bahkan dia harus ngeyel-ngeyelan karena disuruh pulang ke Ciganjur.
BACA JUGA: Rizal Ramli Bicara soal Gus Dur dan Kudeta di Venezuela
"Dulu di istana, saya disuruh #GusDur membawa Ibu dan adik-adik pulang ke Ciganjur. "Keadaan sudah bahaya, biar Bapak hadapi sendiri saja di istana." Karena ingat nasib Bung Karno, saya melawan. Eyel-eyelan. Apa pun yang terjadi, kalaupun Bapak ditangkap, kami akan ikut. He wouldnt be alone," cuit @AlissaWahid, Rabu (27/5).
Cuitan itu merespons postingan sosiolog Ariel Heryanto di Twitter, yang menulis tentang hari-hari terakhir hidup Presiden Sukarno sembari menyertakan sebuah artikel berjudul "Sukarno Meningal Dunia'.
Ariel menuliskan, kisah yang mengenaskan untuk seorang Bapak Kemerdekaan RI. Dituduh terlibat memberontak terhadap pemerintahannya sendiri.
BACA JUGA: Makam Gus Dur Ditutup, Kini Nasib Puluhan Pedagang Asongan Merana
Ditahan rumah mantan bawahannya sendiri. Dipersulit mendapat perawatan kesehatan. Hingga meninggal.
Dalam postingan berikutnya, Alissa mengungkit kabar soal moncong panser mengarah ke Istana Merdeka, tempat sang ayah tinggal.
BACA JUGA: Kalimat Rizal Ramli untuk Jokowi dan Nadiem Makarim, pakai Kata Mohon
"Info moncong panser sudah mengarah ke istana, sudah saya dengar. Kata #GusDur, beliau enggak bisa tenang kalau kami tetap ada di istana, apalagi cucu pertama, bayi saya, baru berumur 40 hari. Tapi kisah Bung Karno menghantui saya. Makanya saya ngeyel nangis tidak mau pergi," tulis Alissa.
Dia pun pada saat itu terus membayangkan kondisi Bung Karno sendirian, keluarganya sulit menjenguk, tidak terawat dengan baik.
"Saya tidak ingin itu terjadi pada #GusDur. Kalaupun beliau kalah secara politik dan harus diasingkan, kami harus tetap bersama beliau. Kami siap. That's it. That's all," sambung Alissa.
Namun dia bersyukur karena apa yang dia bayangkan, kondisi seperti dialami Bung Karno sang proklamator tidak terjadi pada Gus Dur.
"Alhamdulillah tak terjadi. Rakyat membanjiri istana, bertekad lindungi #GusDur. Lalu beliau umumkan akan keluar dari istana. Besoknya, ribuan rakyat menjemput dan mengawal beliau keluar lewat gerbang depan istana, menuju panggung rakyat di Monas. Kalah politik, tetap bermartabat," tandasnya. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam