Tidak Ada Paksaan Siswa SD Ujian dengan Komputer

Sabtu, 09 Februari 2019 – 18:42 WIB
Anak-anak sekolah dasar sedang mengikuti upacara bendera. Foto/ilustrasi: Radar Gresik

jpnn.com, GRESIK - Sebagian sekolah dasar (SD) di Gresik, Jatim kelimpungan. Memang hanya 20 SD yang dijadikan percontohan (pilot project).

Namun, sekolah-sekolah lain bingung untuk persiapan ujian akhir sekolah berbasis komputer (UASBK). Beredar isu semua SD harus menjalani UASBK.

BACA JUGA: Minat Orang tua Sekolahkan Anak Berbasis Islam Tinggi

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik Mahin menegaskan, tidak ada paksaan bagi sekolah untuk melaksanakan UASBK.

Yang ditunjuk hanya 20 SD. Mereka dijadikan percontohan. Dispendik telah menyiapkan komputer.

BACA JUGA: Kuota SD Negeri Belum Penuh, Bisa Tetap Daftar

Menurut mantan guru olahraga tersebut, sekolah percontohan tidak hanya difasilitasi komputer. Sebab, UASBK juga memerlukan fasilitas lain.

Di antaranya, ruang ujian, meja, dan kursi. ''Itu juga butuh anggaran yang tidak sedikit,'' ujarnya.

BACA JUGA: Astaga, Tak Ada yang Mendaftar ke Sekolah Ini

Agar tidak membebani sekolah, lanjut Mahin, dispendik siap mencarikan solusi. Jalan keluar itu tengah dibicarakan dengan Komisi IV (Bidang Kesejahteraan Rakyat) DPRD Gresik. Hasilnya bakal disampaikan.

Mahin menegaskan, sekolah tidak boleh melibatkan wali murid. Misalnya, meminta iuran untuk UASBK. Masukan itu disampaikan para anggota komite sekolah.

''Sebisa mungkin jangan,'' tuturnya.

Kabid Pendidikan Dasar Dispendik Gresik Nur Maslichah menambahkan, dispendik memang tidak hanya menyiapkan komputer untuk sekolah percontohan UASBK. Ada juga pelatihan proktor dan tryout.

Kalau ada sekolah yang menarik iuran, pejabat yang akrab disapa Icha itu menyatakan akan melihat prosedurnya. Kalau sifatnya sekadar sumbangan, bisa saja itu terjadi.

''Tapi, kalau keharusan, tidak boleh,'' ucapnya.

Dispendik, tambah Icha, tidak mewajibkan semua sekolah untuk melaksanakan UASBK. Sebab, masih banyak yang belum siap. Baik sarana maupun prasarana.

''(UASBK) hanya 20 untuk yang pilot project,'' katanya.

Versi Ketua Komite SDN Suci Khoirul Huda, sekolah keberatan jika dispendik hanya memfasilitasi komputer. Sebab, sekolah harus menyiapkan fasilitas lain seperti ruangan, meja, dan kursi.

''Kalau tidak difasilitasi, kami tidak mungkin menarik sumbangan kepada wali murid,'' katanya.

Huda menyatakan sudah menyampaikan masalah tersebut ke dispendik. ''Dispendik akan memfasilitasi agar tidak membebani sekolah,'' paparnya. (son/c15/roz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdalah, Kakek & Nenek Pedagang Asongan Lulus Kejar Paket A


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler