jpnn.com - BANYAK orang yang lebih memilih percaya penyakit jantung dan stroke hanya menyerang generasi yang lebih tua. Tapi faktanya satu dari lima pasien stroke berusia di bawah 45 tahun dan angka itu diperkirakan akan terus bertambah. Hal ini dikemukakan sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology.
Setelah mengamati sekitar 60 riset, peneliti menyimpulkan peningkatan angka pasien stroke muda ini terjadi berkat kemajuan teknologi medis seperti MRI yang memudahkan dokter untuk mendeteksi adanya gumpalan darah di dalam otak seseorang. Dengan kata lain stroke yang sebelumnya kerap luput dari pengamatan dan keburu terjadi, kini bisa didiagnosis sejak dini atau diantisipasi.
BACA JUGA: Obat Jenis Effervescent Dapat Tingkatkan Risiko Jantung
"Tapi ada juga kekhawatiran jika peningkatan angka pasien stroke karena memang semakin banyak orang yang rentan terserang kondisi ini," kata peneliti Aneesh Singhal, M.D,seperti dilansir laman Women's Health, Selasa (10/12).
"Sebab faktor-faktor risiko macam kolesterol tinggi, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan diabetes yang dulunya hanya menyerang di usia tua kini sering muncul pada generasi muda dan angka ini terus bertambah," katanya lebih lanjut.
BACA JUGA: Mitos dan Fakta di Balik Tubuh Wanita
Namun Singhal memperingatkan bahwa bagian terburuk dari hal ini adalah stroke yang terjadi pada generasi dengan usia 20 tahun seringkali salah diagnosis atau tak terdeteksi sama sekali.
"Karena banyak yang berpikir ini penyakit orang tua, maka gejala-gejalanya kerap disalahartikan dengan penyakit lain. Gejala seperti migrain, kejang, multiple sclerosis, dan gangguan kecemasan hanyalah sedikit gejala yang dialami generasi muda yang sebenarnya terserang stroke," katanya.
BACA JUGA: Ini Rahasia Bayi Tenang Saat Digendong
Lalu bagaimana dokter bisa salah diagnosis? Singhal menerangkan jika gejala stroke pada generasi muda sedikit berbeda dengan gejala stroke pada orang dewasa yang lebih tua.
Orang-orang cenderung berpikir jika gagap, lengan atau kaki lemas dan kehilangan respons terhadap sentuhan merupakan gejala utama stroke. Padahal pada orang yang lebih muda, stroke dapat dikaitkan dengan gejala seperti linglung, sering mengigau, kejang, mudah mengantuk, mual dan muntah-muntah.
"Jadi wajar kalau dokter anda tidak langsung mengenali gejala stroke yang anda alami hanya karena ini terlihat berbeda dengan yang terjadi pada nenek anda," timpal Singhal.
Selain gejala, faktor penyebab stroke pada generasi muda juga berbeda. Singhal mengungkapkan penyebab utama stroke pada generasi tua adalah gumpalan darah yang bermigrasi dari jantung ke otak. Namun generasi muda lebih cenderung terkena stroke yang dipicu oleh konsumsi obat-obatan atau rotasi di tulang belakang yang bisa mengakibatkan pembuluh-pembuluh di sekitarnya menjadi pecah.
Jadi bagaimana caranya mencegah stroke?
"Mudah saja, anda tinggal mengubah gaya hidup. Lebih aktif bergerak, berhenti merokok, jauhi minuman keras dan penyalahgunaan narkoba," saran Singhal.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kopi Membantu Menurunkan Berat Badan
Redaktur : Tim Redaksi