Tidak Hanya Perizinan, Pemerintah Juga Harus Mempermudah Investor

Jumat, 09 Desember 2022 – 14:25 WIB
Pemerintah perlu mempermudah persyaratan dan perizinan yang diperlukan investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya meningkatkan investasi guna mengejar target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen setiap tahun.

Hal ini dilakukan dengan mempermudah persyaratan dan perizinan yang diperlukan investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia.

BACA JUGA: Banyak Investor Asing Dirikan Pabrik di KIK, Ganjar Proyeksikan Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim saat ini pemerintah telah mendapatkan potensi investasi senilai US$ 30 miliar atau setara Rp 467,7 triliun (kurs Rp 15.593 per US$).

Menurut Airlangga, potensi aliran modal itu masuk di berbagai sektor industri.

BACA JUGA: Kenapa Cari Investor Untuk Kepulauan Widi Maluku Utara Dilakukan Lewat Lelang?

Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai sudah banyak perubahan yang terjadi dalam konteks kemudahan berinvestasi di Indonesia saat ini.

“Sudah ada perubahan berbagai fasilitasi investasi, sudah dimudahkan seperti adanya one stop services yang mulai dijalankan dan terus diperbaiki,” kata Yose Rizal, Kamis (8/12/2022).

BACA JUGA: Ekonom Memprediksi Pertumbuhan Ekonomi 2023 Mencapai 5 Persen, Investasi juga Tumbuh

Menurut Yose Rizal, investasi tidak hanya berkutat soal kemudahan dan fasilitasi yang didapat investor ketika hendak menanamkan modal di Indonesia.

Namun, pemerintah juga patut mempertimbangkan kemudahan yang diberikan pada investor ketika menjalankan usaha.

“Investasi ini bukan hanya masalah ketika datang tetapi juga secara umum adalah bagaimana iklim yang baik terlihat bukan hanya ketika orang mau masuk menaruh uangnya tetapi juga ketika mereka menjalankan usahanya,” ungkapnya.

Yose menegaskan pemerintah perlu memberikan jaminan kemudahan menjalankan usaha terhadap para investor.

Dia mencontohkan masalah kemudahan memperoleh tenaga kerja. Hal itu patut diperhatikan ketika tidak tersedia tenaga kerja lokal yang sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga harus mendatangkan dari luar negeri.

“Hal-hal seperti itu berpengaruh tentunya dan akan menjadi pertimbangan. Cuma kalau gampang masuknya, diberikan fasilitas, tetapi kemudian operasionalnya susah.

Sebagai contoh, kemudahan dalam melakukan suplai bahan baku dari luar negeri, bahan antara dari luar negeri.

Biaya Logistik dan Birokrasi

Ekonom INDEF Eko Listiyanto mengatakan memang ada beberapa kendala yang bikin investor malas masuk ke Indonesia.

“Oleh karena itu, pembenahan masih perlu terus dilakukan, terutama biaya logistik yang masih mahal, efisiensi dan kecepatan birokrasi, SDM siap kerja untuk mengisi kebutuhan di berbagai industri tersebut,” kata Eko, Kamis (8/12).

Dia menambahkan ada juga hambatan dari daerah. Meskipun pemerintah pusat terus mendorong daerah untuk proaktif, ternyata masalah perizinan di daerah masih ditemui masalah.

Namun, salah satu faktor yang membuat Indonesia menarik di mata investor adalah kondisi perekonomian yang tangguh di tengah krisis global.

Pertumbuhan Indonesia diperkirakan masih positif, INDEF dengan proyeksi 5,1 persen.

“Selama Indonesia bisa mengoptimalkan laju positif pemulihan ekonomi domestik sebenarnya risiko resesi tahun depan bisa dihindari,” tegas Eko.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler