Tidak Kuasai Matematika, Jangan Harap Guru Bisa Mengajar Informatika

Kamis, 11 April 2019 – 16:02 WIB
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, TANGSEL - Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji menyoroti kesiapan tenaga pendidik dan siswa dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Revolusi Industri 4.0 yang mengarah pada penggunaan big data menuntut guru dan siswa menguasai informatika.

BACA JUGA: Pastikan Manfaat Industri 4.0 untuk Rakyat Kecil

Dari pengamatan Indra, selama ini guru maupun siswa tidak diajarkan tentang informatika. Proses belajar hanya mengalir apa adanya alias otodidak.

Hal ini menurut Indra harus diubah. Informatika harus diajarkan kepada siswa dan guru. Dia pun mengapresiasi langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memasukkan Informatika sebagai mata pelajaran meski hanya pilihan.

BACA JUGA: 375 Juta Orang di Dunia Akan Beralih Profesi pada Revolusi Industri 4.0

"Sejak Informatika masuk mapel, saya mencoba mengenalkannya ke beberapa daerah. Rerata pemda sangat antusias karena Informatika sangat penting di era digital," kata Indra di sela-sela seminar Menyiapkan Guru dan Siswa Menghadap Revolusi Industri 4.0 Melalui Informatika yang digagas Informatika Stema Bina Cendekia bekerja sama dengan Kominfo dan Kemendikbud di Serpong, Kamis (10/4).

BACA JUGA: Menristekdikti Sebut Jumlah Startup Indonesia Terbanyak di ASEAN

BACA JUGA: Cara Menaker Hanif Bangkitkan Motivasi SMK Bekasi

Dia mengungkapkan, untuk bisa mengajar informatika, seorang guru harus menguasai Matematika, Sains, dan bisa menggunakan komputer. Tanpa tiga kemampuan itu akan sulit guru mengaji siswa tentang komputer sains.

Begitu juga siswa. Siswa yang menguasai matematika dan sains akan mudah menyerap mapel informatika. Ketika siswa tertarik dengan coding atau robotik akan lebih mudah bila dasar matematika dan sainsnya kuat.

"Sebenarnya Indonesia sudah ketinggalan dengan negara lain. Negara lain, delapan tahun lalu sudah belajar STEAM (sains, technologi, engineering, art, mathematics). Namun ini masih belum terlambat, daripada tidak belajar sama sekali," kata Indra.

Dia menyebutkan, dalam kegiatan seminar ini tidak hanya melibatkan guru dan kepala sekolah. Para siswa pun dilibatkan dengan memberikan pelatihan komputer sains selama empat jam. Di mana anak-anak diajarkan memecahkan masalah lewat ketrampilan abad 21 dengan cara membuat aplikasi komputer.

"Kami akan lihat apa yang dihasilkan para siswa ini selama empat jam.Jika mereka bisa buat aplikasi baru entah itu game, apapun bentuknya. Bayangkan jika mereka dilatih selama seminggu, sebulan, setahun, dan seterusnya. Ini akan mendorong digital economy. Itu kenapa Kominfo dorong kegiatan ini bisa terlaksana," beber Indra yang juga dirut PT Informatika Stema Bina Cendekia.

Setelah siswa, lanjut Indra, guru-guru juga akan dilatih selama empat hari. Kegiatan ini tidak hanya di Tangsel dan Jakarta, tapi juga daerah lain agar siswa dan guru siap menghadapi revolusi industri 4.0 lewat informatika. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Revolusi Industri 4.0, Bea Cukai Siapkan CEISA 4.0


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler