Tidak Kuliah, Bayar Rp 800 Ribu Punya Ijazah Palsu

Senin, 08 April 2019 – 07:16 WIB
Dua anggota sindikat pembuatan ijazah palsu ditangkap. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Tim unit Reskrim Polsek Sukomanunggal Surabaya berhasil membongkar sindikat pembuatan ijazah palsu. Parahnya, ijazah yang dipalsukan itu seolah – olah terbitan 25 kampus di Jawa Timur. Termasuk salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) terkenal di Surabaya.

Dari pengungkapan itu, polisi mengamankan dua pelaku. Yakni Bobi Khartoka, 36 warga Jalan Kyai Abdullah Nomor 21, Surabaya, dan Yanuar Eka Riztawan, 25, Jalan Perum Lembah Harapan AA-48, Surabaya. Keduanya ditangkap di rumah masing-masing pada Senin (1/4).

BACA JUGA: Survei SCG: Jokowi – Ma’ruf Menang Besar di Surabaya - Sidoarjo

"Selain itu, kami juga memperoleh hasil pengembangan terhadap pelaku pemalsuan SIM sebelumnya. Meskipun antara satu pelaku lain tak terkait," ungkap Kapolsek Sukomanunggal Kompol Muljono, seperti diberitakan Radar Surabaya (Jawa Pos Group).

Dari penangkapan keduanya, polisi menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, alat cetak, komputer, SIM palsu, KTP palsu, serta file sejumlah ijazah yang belum dicetak. Dalam beraksi, kedua tersangka berbagi tugas.

BACA JUGA: Jasa Bikin Ijazah Palsu Terbongkar, Sering Buat untuk Kampus Terkenal

Yanuar mencari pelanggan yang ingin memesan ijazah palsu, sedangkan Bobi merupakan desainer ijazah palsu tersebut.

"Dengan keahliannya dan sejumlah alat komputer, tersangka mampu membuat ijazah yang mirip dengan aslinya," terangnya.

BACA JUGA: Janji Sandiaga kepada Guru Non-PNS, Sudah Terbukti saat jadi Wagub DKI

BACA JUGA: Kalau Suka Sama Suka, gak Mungkin Teriak

Muljono menambahkan, secara fisik ijazah asli dan palsu tak ada bedanya. Ijazah itu akan terdeteksi palsu jika dicek ke kampus yang ijazahnya dipalsukan.

Menurut Muljono, satu ijazah palsu itu dijual cukup murah. Hanya dengan duit Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta, pelanggan sudah mendapatkan ijazah karya alumnus multimedia Stikom itu. "Biasanya pemesannya berasal dari orang-orang yang lama menganggur. Butuh ijazah S-1 untuk melamar pekerjaan," katanya.

Muljono mengatakan, Bobi sudah melakukan praktik tak terpuji ini dalam setahun terakhir. Tercatat ia sudah membuat sekitar 25 ijazah palsu yang dipesan Yanuar. Namun, untuk kampus mana saja, Bobi tak ingat.

Yang masih ia simpan dari Stikes Majapahit Mojokerto, Universitas WR Soepratman Surabaya, dan Universitas Airlangga. "Selebihnya tersangka tak ingat lantaran sudah lama," papar Muljono.

Selain itu, menurut Muljono, tersangka Bobi hanya membuat sesuai pesanan Yanuar. Dia biasa mematok tarif Rp 800 ribu untuk satu ijazah palsu. Tarif itu lebih mahal dibandingkan pembuatan KTP atau SIM palsu yang hanya Rp 60 ribu per item. Sebab, pembuatan ijazah itu lebih njelimet dan detail. Tersangka harus memastikan model, tulisan, hingga stempel sesuai dengan aslinya.

"Semua proses itu dilakukan tersangka di rumahnya," tandasnya.

Sedangkan tersangka Yanuar biasanya menawarkan pembuatan ijazah palsu itu dengan harga Rp 1 juta. Sehingga untuk setiap pelanggannya dia mengantongi uang Rp 200 ribu. Namun, jika KTP dan SIM, ia tawarkan Rp 100 ribu. Sehingga ia dapat bagian Rp 40 ribu per itemnya.

BACA JUGA: Penipuan Ini Modus Lama tapi Masih Banyak Ortu Siswa jadi Korban

"Kami masih terus kembangkan kasus ini. Sebab, diduga masih ada pelaku lain yang melakukan aksi yang sama," kata perwira dengan satu melati di pundak itu.

Sementara itu, tersangka Bobi mengaku mulai tertarik membuat dokumen berupa SIM, KTP, hingga ijazah lantaran keuntungannya menjanjikan.

Apalagi dengan keahilannya tak butuh waktu lama untuk membuat ijazah palsu itu. "Hanya butuh beberapa jam saja untuk satu ijazah. Kalau KTP dan SIM lebih cepat," ungkap Bobi. (yua/rek)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Dipakai Kampanye Sandi, Konser Tribute to Ahmad Dhani Kian Tak Pasti


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler