jpnn.com, JAKARTA - Warga Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat menolak rencana Pemprov DKI yang ingin menggunakan bangunan SD di lingkungan mereka sebagai tempat isolasi pasien virus corona. Mereka rupanya tidak percaya pemerintah bisa melindungi wilayah sekitar bangunan sekolah tersebut dari virus corona.
"Kami kaget, kenapa pemilihannya di dua sekolah ini. Padahal secara lokasi sekolahnya berada di tengah-tengah pemukiman warga. Lalu aksesnya pun sulit dijangkau karena tidak berada dekat dengan akses jalan raya. Jalur sekolah ini harus melewati perumahan warga," kata Erica, salah satu warga Kampung Rawa yang menandatangani surat keberatan penggunaan sekolah sebagai lokasi darurat untuk isolasi pasien COVID-19 yang dihubungi ANTARA, Jumat (24/4).
BACA JUGA: Menteri Siti: Antisipasi Karhutla Tetap jadi Prioritas di Tengah Pandemi Corona
Erica mengatakan penolakan terhadap rencana itu sudah disampaikan kepada perwakilan pemerintah mulai dari tingkat lurah hingga provinsi.
Sebanyak 500 warga di Kampung Rawa sepakat untuk membuat petisi agar rencana penggunaan SDN 01/02 Johar Baru sebagai lokasi darurat untuk isolasi warga yang terindikasi kasus COVID-19 dibatalkan.
BACA JUGA: Corona Sangat Keras Menghantam Amerika, 26 Juta Orang Ajukan Tunjangan Pengangguran
Erica juga menyampaikan bahwa warga tidak mendapatkan sosialisasi terkait penggunaan kedua sekolah itu untuk penanganan COVID-19.
"Sehari setelah surat Dinas Pendidikan menyebar di WA grup, seluruh RT dan RW yang ada berembuk membahas apakah penggunaan SDN 01/02 Johar Baru untuk menjadi lokasi isolasi COVID-19 sudah disosialisasikan. Hasilnya menang tidak ada sosialisasi dari pihak kelurahan," kata Erica.
BACA JUGA: 98 Persen Industri Besar Kembali Lanjutkan Produksi di Tempat Kelahiran Virus Corona
Lebih lanjut, Erica mengatakan pihaknya menyayangkan sikap Kelurahan Kampung Rawa yang tidak menyosialisasikan penggunaan fasilitas umum dalam kondisi darurat pandemi COVID-19 saat ini.
"Meski memang baru sebatas rencana, kami tetap bingung. Kenapa harus sekolah itu, ini sudah jelas tidak masuk kriteria tempat penanganan COVID-19 karena berada di tengah pemukiman warga. Pak Anies sendiri bilang akan cari alternatif lain jika RSD Wisma Atlet penuh, tetapi tidak di tengah pemukiman warga. Kenapa lurah merekomendasikan sekolah itu?" kata Erica.
Saat ini warga Kampung Rawa sedang menunggu jawaban dari pihak-pihak yang disurati yaitu Gubernur DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Wali Kota Jakarta Pusat, Camat Johar Baru, serta Lurah Kampung Rawa terkait penolakan warga.
"Kami masih menunggu jawabannya. Kami sudah berkirim surat baik hardcopy maupun softcopy. Semoga ada kejelasan karena kami pun khawatir di sini banyak anak kecil dan orang tua yang sangat rentan terpapar virus COVID-19 itu," kata Erica. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil