jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat tidak perlu menggunakan masker N95 untuk memproteksi diri agar terhindar dari virus, karena bukan masker yang ditujukan untuk perlindungan kesehatan.
"Masker N95 itu bukan didesain untuk masker kesehatan, itu untuk laboratorium," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Perlindungan Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Jakarta, Senin.
BACA JUGA: Wabah Virus Corona: Hampir Setiap Jam Ada yang Datang Membeli Masker di Apotek
Menurutnya, masyarakat cukup menggunakan masker biasa yang sering digunakan oleh dokter ataupun perawat di rumah sakit.
"Masker tersebut sudah cukup memberikan perlindungan dari paparan virus maupun bakteri asalkan pemakaiannya benar," katanya.
BACA JUGA: Takut Virus Corona, Mahasiswi asal Bondowoso Pulang dari China dengan Biaya Sendiri
Masker N95, kata Yurianto, memiliki pori-pori yang sangat kecil untuk menyaring partikel-partikel kecil masuk ke saluran pernapasan. Penggunaan masker N95 selama 30 menit di ruangan dengan udara yang bersih akan membuat penggunanya lebih sulit dalam bernapas.
Yurianto menyebut masker seharusnya digunakan oleh orang yang sedang batuk atau sakit, agar virus dan bakteri yang keluar saat batuk atau bersin bisa tertahan di masker.
BACA JUGA: 2 Hari Lagi, Tarif Tol Tangerang-Merak Naik
Namun penggunaan masker juga boleh dipakai oleh orang yang sehat saat ada di keramaian untuk terhindar dari virus, ataupun bakteri dari orang yang sakit tetapi tidak menggunakan masker.
Yurianto mengingatkan masyarakat agar menggunakan masker secara benar dengan seluruh bagian antara hidung hingga mulut tertutup.
Virus ataupun bakteri paling sering menginfeksi bagian mukosa seperti di lubang hidung dan mulut. Oleh karena itu, dia mengingatkan agar masyarakat juga tidak menyentuh bagian tersebut dengan tangan yang kotor. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha