Layanan pesanan online telah banyak memberikan manfaat kemudahan bagi konsumen, namun seorang wanita penyandang tuna netra menggugat supermarket besar di Australia karena merasa didiskriminasi oleh layanan online toko retail tersebut.Gisele Mesnage menyeret raksasa retail Australia tersebut dan jika gugatannya berhasil kuasa hukumnya mengatakan keputusan itu akan memberi implikasi bagi seluruh situs penjualan online lainnya. Mesnage dinyatakan buta sejak lahir dan mengatakan penjualan online salah satu toko retail berhasil mengubah hidupnya.
"Dari sudut pandang praktis saya lebih terbantu dengan toko online dibandingkan harus berjuang mendatangi toko langsung," katanya. "Saya bisa melihat harga yang tercantum di situs penjualan online, saya bisa melihat-lihat produk baru merka, saya bisa meletakan barang belanjaan yang saya beli ke dalam keranjang belanjaan, jadi bagi saya situs penjualan online merupakan layanan yang sangat penting," Namun layanan penting itu tidak dia dapatkan dari toko retail raksasa Coles. "Sejak tahun 2008 saya berusaha menggunakan situs penjualan online Coles dan ada banyak isu di situs itu termasuk satu dimana saya tidak bisa memilih waktu pengiriman yang berakhir di tahun 2010," katanya. "Selama 3,5 tahun saya berusaha menggunakan situs itu, saya memilih waktu pengiriman, pesanan saya tidak ditanggapi. "Namun pada September 2013, Coles meluncurkan website baru yang sudah diperbaharui dan sejak saat itu saya semakin sulit saja melakukan pemesanan secara mandiri," Mesnage menuding dirinya mengalami banyak diskriminasi dan pesanan dia bisa berhari-hari baru terselesaikan, oleh karena itulah dia menggugat Coles ke pengadilan.
"Aku ingin sebagai difabel, saya dianggap serius. Saya ingin Coles dan layanan belanja online lainnya menyadari kalau ada diantara konsumennya yang tuna netra dan memiliki gangguan penglihatan ketika menggunakan situs online mereka karenanya mereka harus membuat situs yang juga bisa diakses oleh kami para penyandang difabel," katanya. Mesnage mengatakan tindakan hukum yang dilakukannya merupakan buntut dari negosiasi bertahun-tahun dengan Coles yang tidak juga tmenghasilkan kesepakatan. "Saya meminta mereka untuk memperbaiki website, saya meminta mereka untuk tidak mengulangi siklus pembaharuan situs dan hambatan akses yang sudah berlangsung selama enam tahun terakhir," katanya. "Saya tidak butuh pertimbagan khusus, hanya pertimbangan yang setara dengan konsumen lain," Keputusan pengadilan berdampak pada layanan online lain. Pengacara Mesnage, Michelle Cohen dari Pusat Advokasi Kepentingan Umum, telah mengajukan kasus ini di Pengadilan Federal Australia. "Mesnage melakukan gugatan hukum ini sebagai upaya terakhir yang bersifat mutlak. Giselle sudah berbicara dengan Coles tentang aksesibilitas situs mereka sejak tahun 2008," kata Cohen. "Coles memang melakukan pada situs mereka tahun 2010 lalu untuk memastikan bahwa situs mereka dapat diakses, namun mereka gagal memastikan bahwa situs baru tersebut tetap dapat diakses setelah mengalami perbaikan kembali pada 2013. "Giselle benar-benar mengambil tindakan hukum ini karena dia ingin memastikan bahwa situs tersebut dapat diakses sekarang dan bahwa Coles menempatkan kebijakan dan prosedur yang tepat untuk memastikan bahwa situs tetap dapat diakses di masa depan.
Cohen mengatakan jika berhasil, kasus ini bisa memiliki implikasi untuk layanan online lainnya. "Efek dari putusan ini dapat mempengaruhi layanan penting lainnya yang disediakan secara online," katanya. "Ini tergantung pada kapasitas layanan tersebut, untuk menerapkan akses yang sama ke website. "Namun, misalnya, penyandang cacat, orang yang buta dan memiliki gangguan penglihatan harus dapat memesan taksi secara online, atas dasar kesetaraan dengan orang lain yang tidak buta dan dan tidak memiliki gangguan penglihatan." Dalam sebuah pernyataan Coles mengatakan mereka mengakui dan menyadari pentingnya aksesibilitas online, dan terus-menerus bekerja untuk meningkatkan layanan online mereka. Mereka mengatakan mereka akan meninjau pengajuan pengadilan dan memberikan tanggapan pada waktunya.
BACA JUGA: Negara Tetangga Australia Tidak Siap Hadapi Wabah Ebola
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Orang Hadiri Upacara Penghormatan Terakhir untuk Gough Whitlam