jpnn.com, JAKARTA - Direktur Institut For Development of Economic and Finance (INDEF) Taufid Ahmad menilai tidak tepat saat ini bicara soal pemindahan ibu kota negara.
Alasannya, saat ini Indonesia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi. Catatan INDEF di 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,07 persen pada triwulan pertama dan turun 5,02 persen di triwulan ketiga.
BACA JUGA: Jokowi Percaya Diri karena Ada Sinyal dari Parlemen
"Bahwa perekonomian negara saat ini melambat," kata Taufid ditemui di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/9).
Berkaca dari pelambatan ekonomi, kata dia, tidak tepat membicarakan wacana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur saat ini.
BACA JUGA: Secara Geopolitik, Memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Berbahaya
"Hal itulah yang membuat kami, pada saat ini, kami menilai momentumnya belum tepat untuk mewacanakan pemindahan ibu kota.”
BACA JUGA: Apa Iya Ada Motif Politik Hambat Anies Lewat Pemindahan Ibu Kota?
BACA JUGA: Benarkah Warga Jakarta Dirugikan Pemindahan Ibu Kota?
Terlebih lagi, Amerika Serikat tengah menghadapi resesi ekonomi. Indonesia tentunya bakal menghadapi ekses resesi ekonomi tersebut. Sebab, kegiatan ekspor dan impor Indonesia banyak berkaitan dengan Amerika Serikat.
"Dalam kurun dua atau tiga tahun, resesi ekonomi yang terjadi di AS akan berdampak ke Indonesia. Otomatis pelambatan ekonomi terjadi dan pertumbuhan ekonomi hanya 5 persen," ungkap dia. (mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amien Rais Curigai Tiongkok di Balik Keputusan Jokowi Pindahkan Ibu Kota RI
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan