jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah melakukan tiga aksi korporasi besar untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan.
Direktur BRI Sunarso mengatakan aksi korporasi dilakukan dalam menjalankan proses bisnisnya sebagai fokus utama.
BACA JUGA: BRI Bantu Pelaku Usaha Go Digital Lewat Shop Master Class
Menurut dia, tiga aksi korporasi besar tersebut merupakan bagian dari pertumbuhan bisnis BRI yang dilakukan secara anorganik dan proses value creation.
Selain itu pertumbuhan bisnis BRI juga dilakukan secara organik melalui continuous improvement pada proses bisnis, untuk penciptaan nilai setiap hari.
BACA JUGA: BRI Life Bayar Klaim Nasabah Rp2,1 Miliar
"Ini sejalan dengan visi BRI menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion Of Financial Inclusion," ujar Sunarso dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Sunarso menjelaskan tiga aksi korporasi yang dimaksud:
BACA JUGA: Perempuan Muda Berusia 22 Tahun Jadi Orang Nomor Satu di BRI, Siapa Dia?
1. Konsolidasi BSI saham
Konsolidasi Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan peningkatan saham hingga empat kali lipat, dari sebelum konsolidasi sekitar Rp 500 per lembar.
Saat ini, lanjut dia, saham BSI telah mencapai kisaran harga Rp 2.000 per lembar.
2. Asuransi BRI Life
Anak usaha di bidang asuransi jiwa, BRI Life dengan peningkatan valuasi yang mencapai Rp 7,5 triliun pada 2021.
Sunarso menyebut BRI sebelumnya mengakuisisi BRI Life dengan nilai Rp 1,6 triliun pada 2015.
"Di luar itu, BRI masih mendapatkan extra cash berupa access fee sebesar Rp 4,4 triliun yang dibayar secara bertahap di tahun 2021-2024," tuturnya.
3. Penambahan modal
Sunarso menambah modal lewat hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue dalam rangka pembentukan ekosistem ultramikro.
Total nilai right issue BRI mencapai Rp 95,9 triliun, yang terdiri atas Rp 54,7 triliun dalam bentuk partisipasi nontunai pemerintah berupa inbreng saham Pegadaian.
Selain itu, PNM, serta Rp 41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik.
Pencapaian tersebut menjadikan BRI menorehkan sejarah sebagai pe-right issue terbesar di kawasan Asia Tenggara, peringkat ketiga right issue di Asia, dan nomor tujuh di seluruh dunia.
"Kami bersyukur atas keberhasilan aksi korporasi tersebut, utamanya di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi COVID-19. Sekitar 28 miliar lembar saham yang diterbitkan pada right issue BRI telah terserap seluruhnya, bahkan mengalami oversubscribed sebesar 1,53 persen," ungkap Sunarso.
Sunarso berharap proses value creation juga dapat dirasakan manfaatnya oleh insan Brilian.
"Minimal satu persen saham BRI dapat dimiliki oleh insan Brilian agar mendorong transformasi culture pekerja untuk selalu menciptakan nilai bagi perusahaan," ucap Sunarso. (jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul