Tiga Anak di Medan Deli Disengat Tomcat

Rabu, 28 Maret 2012 – 14:32 WIB

MEDAN - Tomcat ternyata tak hanya menyerang masyarakat di Pulau Jawa. Serangga itu kini merambah ke Kota Medan. Buktinya, sekeluarga di Lingkungan X Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli, dikabarkan menjadi korban sengatan serangga berbisa tersebut.

Temuan tomcat diketahui setelah seorang korbannya, Diki Syahputra (32) melaporkannya ke Kantor Lurah setempat. Kepada Sumut Pos, Diki mengatakan temuan serangga itu diketahui setelah anak pertamanya, Putri Nova Rizki (7), mengeluhkan luka yang timbul pada bagian lengannya. Tak hanya putri pertamanya, putra keduanya M.Alfarizi (4) juga mengeluhkan gejala penyakit serupa kepada dirinya.

“Awalnya anakku itu merasa perih dan gatal-gatal pada bagian tangannya, saat kulihat lukanya memerah. Lalu diobati pakai minyak sama istriku,” cerita ayah tiga anak itu, seperti diberitakan Sumut Pos (Grup JPNN).

Menurut pria yang keseharian bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan Belawan itu, tadinya ia dan istri Sri Hartati tak menyangka kalau luka ditubuh putrinya merupakan sengatan tomcat. Dia baru menyadari setelah berselang tiga hari kemudian.

“Aku baru tahu pas anakku paling kecil, Cahya Ningrum, juga mengalami gejala penyakit serupa. Dan, saat itu tak sengaja aku melihat binatang (tomcat) seperti di televisi berjalan di dinding rumahku,” ujarnya.

Merasa penasaran, Diki lantas menangkap hewan berbisa tersebut dengan menggunakan plastik. “Sekarang tomcatnya sudah dibawa Kepling ke kantor kelurahan,” ucap pria yang bermukim tak jauh dari areal persawahan ini.

Disebutkannya, ketiga anaknya yang menderita luka akibat sengatan tomcat kini hanya menjalani perawatan di rumah. Dirinya mengaku tidak memiliki biaya cukup untuk membawa anaknya ke rumah sakit untuk dirawat.

“Kami hanya mengobati lukanya pakai obat salep buatan China yang dibeli di apotek, soalnya kalau dibawa ke rumah sakit mau berapa lagi biayanya,” tuturnya.

Begitupun, dia mengharapkan agar dinas terkait melakukan peninjauan guna mengecek dan membasmi hama tomcat sebelum merambah ke pemukiman warga lainnya.

“Kalau dapat di areal ini dilakukan penyemprotan hama, supaya tak ada lagi korban. Karena di sini merupakan kawasan persawahan,” pintanya.

Sebelumnya, soal penyebaran tomcat, Prof Dr Sumali Wiryowidagdo Apt, Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alami, Departemen Farmasi Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI) sudah buka suara. Menurut Sumali, pola penyebaran bukan berantai berdasarkan kedekatan dengan Surabaya. Melainkan, bisa terjadi di mana pun yang terdapat tanaman yang menjadi makanan idola serangga tomcat itu.

“Seperti serangan ulat bulu dulu itu, di daerah mana pun, jenis tanaman yang dihinggapi sama,” ujar Sumali.

Hanya saja, Sumali mengaku tidak tahu jenis tanaman apa yang menjadi sasaran tomcat, serangga berwarna hitam orange itu. Yang pasti, lanjutnya, serangga itu habitat awalnya di kawasan-kawasan pertanian, pinggir-pinggir sungai, dan daerah berawa.

Karena sudah sulit menemukan makanan di habitatnya, Tomcat hijrah ke pemukiman-pemukiman penduduk, mulai dari desa dekat kawasan pertanian, hingga masuk ke kawasan perkotaan. Sebenarnya, kata Sumali, Tomcat bukan menyerang manusia. “Hanya karena jumlahnya banyak, ada yang hinggap di tubuh manusia,” ujarnya.

Bagaimana cara mengatasi jika ada Tomcat hinggap di tubuh manusia? “Jangan dipukul. Tapi cukup diusir dengan cara halus sehingga dia tidak merasa terganggu. Kalau merasa terganggu dia mengeluarkan semacam enzim yang bisa menyebabkan kerusakan kulit, panas dan melepuh,” sarannya. Sedang kalau dipukul, otomatis tubuhnya pecah dan enzimnya menempel di kulit.

Jika sudah telanjur kena cairan Tomcat bagaimana? Sumali mengatakan, cepat-cepat saja bagian kulit yang kena cairan itu disiram dengan air dan jangan digosok. “Kalau bisa kasih insektisida alami yakni minyak serai,” ujarnya. Minyak serai adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan tersebut. (mag-17/sam/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkutan Mulai Naikkan Tarif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler