Tiga Bersaudara Dibantai

Senin, 24 November 2014 – 07:04 WIB

jpnn.com - SIANTAR - Pembantaian terjadi di Jalan Sudirman, Kelurahan Proklamasi, Siantar Barat, Minggu (23/11) sekira pukul 05.30 WIB. Reza Sitorus (22) tewas di lokasi kejadian, sementara dua saudara perempuannya kritis.

Saat Metro Siantar (Grup JPNN) mendatangi lokasi kejadian, tampak seorang wanita mengenakan baju hitam, wajahnya ditutup kain, sedang ditopang oleh petugas kepolisian, TNI dan warga.

BACA JUGA: Toni Coba Perkosa Teman Kerja di Bawah Meja Biliar

Diketahui, wanita tersebut bernama Anggi br Nasution (28). Selanjutnya, di dalam rumah, terlihat dua orang tergeletak bersimbah darah. Satu orang diketahui bernama Reza Sitorus (22) yang sudah tak benyawa. Seorang lagi adalah wanita dengan posisi telentang bersimbah darah di kepala, tangan dan bahunya, bernama Melly br Sitorus (17).

Melly masih bernyawa dan langsung dibawa ke RSU Djasamen Saragih Pematangsiantar oleh polisi, TNI serta warga, menggunakan mobil patroli Polsek Siantar Barat.

BACA JUGA: Kalah Biliar, Nyaris Diperkosa di Bawah Meja

Rumah permanenen yang dihubungkan dengan gudang PJKA tersebut tampak berantakan. Lemari pakaian terbuka, dompet dan tas berserakan di lantai, juga terlihat bercak darah di dinding tembok rumah yang belum dicat, di lemari pakaian dan di kulkas. Selain itu, tampak kunci rumah berada di luar rumah.

Menurut keterangan warga sekitar, peristiwa pembantaian itu pertama kali diketahui saat Anggi melapor ke petugas piket Bengkel Lapangan (Benglap) "8" 01-44-01, tak jauh dari rumahnya, sekira pukul 05.30 WIB.

BACA JUGA: Penculik Tidur, Siswi SMP Kabur

Lalu anggota TNI menolong Anggi dan membawanya ke rumah warga dan anggota lainnya melaporkan ke Polsek Siantar Barat. Saat berada di rumah warga, dengan bersimbah darah, Anggi meronta meminta tolong. Ia mengatakan bahwa mereka baru saja dipukuli oleh BI (40). Diketahui bahwa BI adalah abang sepupu mereka dari ibu.

"Pertama dia teriak perampok-perampok sama minta tolong. Pas aku keluar rumah, mukanya sudah berdarah-darah. Waktu kutanya, dia bilang bahwa mereka dipukuli abangnya (BI) pakai broti," terang warga yang diketaui boru Silitonga kepada METRO.

Ia mengatakan, Anggi juga bercerita bahwa ia pura-pura mati agar bisa selamat dari pembantaian yang dilakukan kakak sepupunya tersebut.

"Aku pura-pura mati, Mak Tua. Kalau tidak, mungkin sudah mati aku," ujar br Silitonga menirukan perkataan Anggi saat itu.

Wanita yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian ini menerangkan, ia juga sempat menanyakan apakah pintu rumah tidak dikunci. Anggi mengatakan bahwa pintu dikunci, hanya saja jarak antara pintu dengan jendela terlalu dekat, sehingga BI bisa membukanya dengan menjulurkan tangannya.

"Dia nggak ada cerita apa masalah mereka (dengan BI), karena semua kepalanya sudah luka-luka," kata wanita yang berusia sekitar 50 tahun tersebut.

Sementara, menurut keterangan salah seorang anggota TNI yang saat itu sedang piket mengatakan, sekira pukul 04.00 WIB ia melihat BI datang ke rumah itu. Anggota TNI tersebut mengaku hafal betul dengan BI karena BI secara fisik tidak normal.

"Aku tanda karena dia (maaf) pincang. Dia datang ke rumah itu. Tapi apa yang terjadi, kami tidak tahu karena saat itu hujan. Dan, sekitar jam 05.00 WIB, listrik padam," katanya.

Ia juga membenarkan bahwa sebelumnya Anggi datang ke ruang penjagaan dan melaporkan kejadian tersebut. "Dia datang dan minta tolong kalau dia baru dipukuli sama BI," ucapnya.

Selain itu, warga lainnya yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian mengatakan bahwa selama ini BI memang jarang tinggal di rumah tersebut. Keempatnya adalah saudara sepupu dari ibu. Reza dan Melly merupakan saudara kandung. Anggi merupakan anak dari kakak ibu Reza dan Melly. Begitu juga dengan BI, adalah anak dari kakak ibu mereka.

"Mereka sudah belasan tahun tinggal di sini. Orangtua mereka juga meninggal di sini, tapi bapak si Melly merantau ke Porsea," jelasnya.

Pria yang berusia sekitar 40 tahun tersebut mengatakan bahwa BI memang dikenal dengan kehidupannya yang tak jelas. Selain itu, BI juga diketahui pernah dipenajara atas kasus penyalahgunaan narkoba. Sepengetahuannya, BI tinggal bersama ayahnya di sekitaran Kelurahan Banjar.

"Kami tidak dengar apa-apa karena tadi hujan lebat, juga mati lampu," ujarnya.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), pihak kepolisian mengamankan beberapa barang bukti seperti satu buah cangkul, sangkur dengan bercak darah, pakaian yang terkena darah. Selain itu, barang-barang berharga milik korban tidak ditemukan, seperti handphone, satu unit sepedamotor Yamaha Jupiter MX milik Reza yang biasa diparkirkan di kios pangkas yang ada dekat rumahnya.

Sementara, Sipunggul Gultom (49), tulang (saudara ibu) korban mengaku tidak mengetahui kehidupan BI selama ini. Ia mengakui bahwa selama ini BI sudah berkeluarga, namun tidak pernah silahturahmi ke rumahnya.

"Dia nggak pernah datang. Aku nggak tahu kehidupannya bagaimana," kata pria yang tinggal di sekitar SMPN 11  tersebut.

Terpisah, Anggi dan Melly tampak berada di IGD RSUD Djasamen Sargih dan tidak bisa dimintai keterangan. Anggi mengalami luka robek pada bibir kanan atas luka robek di kepala kanannya.

Sementara Melly mengalami luka pada kepala sebelah kiri, luka lebam di kedua mata. Diduga Melly mengalami benturan yang cukup parah pada bagian kepala sehingga pihak medis mengatakan korban harus di-scanning.

Saat Sipunggul Gultom dan METRO berada di IGD RSUD Djasamen Saragih, Anggi sempat mengigau. "Awas BI, awas!!!" ceracau Anggi dengan suara yang tidak jelas karena bibirnya diperban di hadapan tulang-nya yang saat itu mendampinginya sembari menggenggam tangan Anggi. Anggi tampak menggigil dan terus mengigau. Dalam igauannya, dia juga mengatakan bahwa ia tadi bepura-pura mati agar selamat.

"Pura-pura mati aku tadi," ceracaunya.

Terpisah, Kapolsek Siantar Barat AKP Oktavianus mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan motif penganiayaan. Pihaknya sudah mengamankan barang bukti dan sudah meminta keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

"Belum bisa dipastikan motifnya. Kalau kecurigaan, ada mengarah ke seseorang, namun masih perlu dilakukan pendalaman untuk memastikan kecurigaan tersebut," katanya.

Katanya, jenazah Reza belum diotopsi. Sementara, dua korban lainnya juga belum bisa dimintai keterangan karena kondisinya belum stabil. (lud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi SMP Diperkosa Pria yang Pernah Membunuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler