Tiga Bulan, 83 Tewas Tertimbun Longsor

Selasa, 26 Maret 2013 – 06:11 WIB
JAKARTA--Musim hujan selama 2013 telah membuat sejumlah kawsan di Indonesia dilanda longsor. Tidak tanggung-tanggung, 83 orang tewas akibat bencana tanah itu. terakhir, longsor terjadi hampir bersamaan di dua lokasi, yakni bandung Barat dan Bogor. Tercatat 17 orang tewas tertimbun, beberapa di antaranya telah ditemukan.

 Longsor di Kabupaten Bandung Barat terjadi, Senin (25/3) di Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin. Bencana yang terjadi sekitar pukul 05.30 di kampung Nagrok itu membuat suasana di desa tersebut mencekam. Longsoran tanah dari tiga titik di bukit Dipati Ukur menimpa sejumlah rumah saat penghuninya baru saja memulai aktivitas.

Karena tidak sempat menyelamatkan diri, belasan orang pun terkena terjangan tanah longsor. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, pihaknya sempat mendapat informasi jika ada 24 orang yang tertimbun longsor.

"Tapi setelah dikroscek ke warga, jumlah korban yang tertimbun longsor mencapai 17 orang. Beberapa sudah ditemukan dalam kondisi tewas," terangnya kemarin. selain ke-17 orang tersebut, ada dua orang lain yang mengalami luka berat karena nyaris tertimbun longsor.

Hingga semalam, pencarian korban masih dilakukan dengan cara manual. Menurut Sutopo, pihaknya terpaksa menggunakan cara manual karena alat berat tidak bisa menjangkau lokasi longsor. Medan jalan menuju ke lokasi longsor cukup berat dan menanjak.

Setidaknya 100 orang anggota tim gabungan BNPB, BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, Basarnas, relawan, dan masyarakat mencangkuli lokasi longsor untuk mencari keberadaan korban. Selain menyebabkan korban, longsor tersebut membuat 23 keluarga di kampung Nagrok mengungsi.

Selain di Bandung Barat, bencana longsor juga terjadi di Kabupaten Bogor. Longsor tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 di dua desa, yakni Desa Situ Daun Kecamatan Tenjolaya dan Desa Purwasari Kecamatan Dramaga. "Itu akibat hujan deras yang terjadi beberapa jam sebelumnya," lanjut Sutopo.

Longsor itu mengakibatkan 18 rumah hancur, 11  rumah rusak berat, empat rumah rusak sedang, dan 10 rumah rusak ringan. Selain itu, sebuah musala di Desa Situ Daun rusak dan 31 keluarga (93 jiwa) mengungsi.

Sejak awal tahun ini hingga sekarang tercatat 53 kejadian longsor di Indonesia. Longsor tersebut membawa korban 83 orang meninggal, 95  jiwa mengungsi, dan 245 unit rumah rusak. Terdiri dari 58 unit rumah rusak berat, 46 unit rusak sedang dan 141 unit rusak ringan. Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum. Sedikitnya tiga unit sarana pendidikan dan empat unit sarana kesehatan dilaporkan rusak.

Sutopo meminta warga yang berada di kawsan perbukitan untuk lebih waspada. Sebab, sebentar lagi akan memasuki masa transisi antara musim hujan dan kemarau. "Umumnya, sering terjadi hujan dengan intensitas lebat dalam waktu singkat," terang alumnus UGM itu. yang menyulitkan, sebagian besar kawasan rawan longsor sulit dijangkau  alat berat. Sehingga, saat longsor terjadi evakuasi membutuhkan waktu lama.

Tanda-tanda longsor, lanjut Sutopo, sebenarnya cukup mudah dikenali. Rekahan tanah di kawasan perbukitan sudah cukup menjadi pertanda jika kawsan sekitar bukit tersebut rawan longsor. Jika masyarakat mendapati di lingkungannya terdapat rekahan tanah, maka saat hujan deras sebaiknya segera mengungsi. (byu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Irman Sebut Indonesia Negara Adidaya Kebudayaan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler