jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian memetakan setidaknya ada tiga daerah yang rawan penyebaran bakteri Bacillus Anthracis.
Penyakit yang dikenal antraks itu menyebar di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.
BACA JUGA: Inilah Makna Kurban Bagi Andi Amran
"Endemik penyakit antraks itu di NTT, Jawa masih ada di daerah Blora, dan Sulawesi," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita di sela pemotongan sapi kurban di Masjid Nurul Iman di Kompleks Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Sabtu (2/9).
Penyebab antraks adalah spora yang hidup dalam tanah. Biasanya, kata dia, spora tersebut naik ke permukaan tanah untuk mencari sinar matahari.
BACA JUGA: Antraks di Maros dan Gorontalo, Mentan: Aman Sudah Ditangani
"Biasanya di awal musim hujan. Jadi ketika awal musim hujan spora-spora ini naik lewat rumput itu terkena sinar matahari tuh. Nah ini yang dimakan (sapi) saat spora itu naik," kata I Ketut Diarmita.
Ketut Diarmita memastikan bahwa penyakit antraks tidak bisa dimusnahkan, melainkan hanya dikendalikan. Salah satunya memberikan vaksinasi berkala terhadap sapi.
BACA JUGA: Belanda Tertarik Pada Model Pengambangan Bawang Merah Indonesia
"Apabila sapi sudah divaksin, dia tidak kena," jelasnya. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanda Tertarik Dengan Model Pengambangan Bawang Merah Indonesia
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga