jpnn.com - JAKARTA - Kepala Pusat Pendidikan Politik LIPI, Adriana Elisabeth menyoroti gelaran Konferensi Asia-Afrika (KAA) ke-60 yang berlangsung di Jakarta dan berakhir di Bandung sejak 19–25 April 2015.
Agar pertemuan tersebut tidak menjadi sebatas wacana dan mubazir, Adriana meminta seluruh negara mengimplementasikan tiga dokumen hasil KAA ke-60, khususnya Indonesia.
BACA JUGA: PKS Desak Jokowi Tepis Anggapan Takut Asing dengan Cara Ini
"(Hasil KAA-red) selalu cenderung normatif, tapi ini jadi tantangan tersendiri bagaimana itu diimplementasikan negara-negara yang mengikuti KAA. Nggak boleh berhenti di dokumen saja harus direalisasikan jangan jadi pajangan. Apa yang masih lemah diimplementasikan," ujarnya dalam diskusi 'Bisa Apa Setelah KAA?' di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4).
Terlebih, Indonesia sebagai tuan rumah harus menjadi contoh bagi negara lain untuk serius mengimplementasikan hasil KAA. Setidaknya dengan cara itu sambung Adriana, Indonesia akan semakin dipandang dan dihormati oleh negara lain.
BACA JUGA: SBY: Revolusi Mental itu Sebenarnya...
"Semua harus dimulai dari dalam, bagaimana kita dipandang hormat oleh luar negeri. Presiden dan menteri-menterinya harus bekerja konkret, nggak bisa ribut soal politik terus menerus," cibirnya. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Anang Sebut Pembajakan Masuk Kategori Urgensi Nasional
BACA ARTIKEL LAINNYA... Freddy Budiman Sementara Lolos dari Eksekusi Mati
Redaktur : Tim Redaksi