Rabu (26/6) siang, mereka membentangkan poster-poster berisi kecaman kepada Indra yang tak kunjung menemui pemain maupun membayar gaji.
Sekitar pukul 14.15 WIB, rombongan skuad PSMS tiba di kediaman Indra Jalan Sering Nomor 50 Medan. Para pemain yang hadir di antaranya Irwin Ramadhana, Alamsyah Nasution, Zulham Syahputra, Ahmad Affandi, Andi Safrizal, dan Safrial Irfandi termasuk dua pemain yang didepak di akhri putaran pertama, Herman Batak, dan Irfan Mydin.
Turut dalam rombongan Pelatih Kepala Suharto AD, Asisten Pelatih Coly Misrun, Sekretaris Tim Fityan Hamdi, dan Dokter Tim Rorywansyah Pane.
Namun, seperti prediksi awal, Indra tak juga muncul. Sempat keluar menemui pemain seorang wanita paruh baya yang mengaku pembantunya dan menyebutkan Indra tidak berada di tempat. Lalu ia buru-buru masuk ke rumah. “Tadi yang menemui pembantunya. Katanya Indra nggak ada di rumah,” tutur Fityan.
Begitupun pemain bergeming dan memilih bertahan di depan pagar halaman Indra. Mereka memilih berorasi dan membentangkan poster-poster berisi protes dan kecaman kepada Ketua Umum ICMI Medan itu dari luar pagar. Aksi ini menjadi tontotan warga sekitar.
‘Indra Sakti, keluarga kami butuh makan’, ‘Sekolah kau tinggi-tinggi Indra Sakti hasil dari menipu orang saja. Nggak punya hati nurani. Bayar gaji kami’, ‘Jika di awal nggak mampu, jangan beri harapan palsu’. Itulah contoh kalimat yang ditulis di poster-poster tersebut.
“Kedatangan kami ke sini hanya ingin menemui Indra, karena ia bertanggung jawab atas tim ini. Sejak habis kompetisi 11 Juni di Bangka, tidak juga ada pembayaran. Kompetisi habis, tanggung jawab kami selesai. Mana tanggung jawab Indra? Karena yang menggaji di PSMS itu bukan manajemen tapi pengurus. Maaf kalau kehadiran kami menganggu masyarakat sekitar,” kata Fityan.
Di tengah aksi para pemain, pelatih, dan official, Suharto menerima pesan singkat dari Indra Sakti. Isinya meminta para pemain tidak melakukan aksi di rumah Ibunya yang sedang sakit.
“Jadi intinya, kedatangan kami ini sudah diketahui Indra. Tapi ia nggak mau jumpa. Ini bukan tugas kami. Bukan kali ini saja kami datang ke sini. Sebelumnya sudah sempat jumpa dengan adik iparnya,” jelas Suharto.
Kehadiran skuad PSMS di kediaman Indra kali ini merupakan yang ketiga. Pertama kali hanya rombongan pelatih dan official. Dan kedatangan kedua pada 12 Juni lalu.
Namun hasilnya tetap nihil. Indra tak sekalipun berada di rumah. Para pemain memang sudah tak bisa lagi menahan diri dengan Indra yang belum juga membayar sepeserpun tunggakan gaji dari 10 bulan gaji yang dituntut pemain sesuai kontrak.
Apalagi tidak ada itikad dari Indra untuk menemui mereka. Terakhir berjumpa Indra di kantor KONI Medan medio Mei lalu.
“Sebenarnya apa maunya pak Indra? Ia tidak ada niat mau membayar gaji. Menemui kami saja tidak pernah selama latihan putaran kedua. Selama di Jakarta pun ia tidak mau menemui. Dipanggil PT LI saja ia tidak datang,” kata Kiper PSMS Irwin Ramadhana.
Segera Tempuh Jalur Hukum
Di sisi lain, Irwin dkk masih menunggu perkembangan dari PT LI pascapertemuan Jumat (21/6) lalu, di kantor PT LI Jakarta. Ketika itu CEO PT LI Joko Driyono, berjanji membantu penyelesaian masalah gaji. Di antaranya memberikan sisa subdisi sebesar Rp200 juta ke pemain.
“Katanya nunggu seminggu. Ya kami tunggulah sampai Jumat. Kalau tidak ada juga baru kami akan tempuh jalur hukum. Tapi yang terpenting kami sudah melakukan semua sesuai prosedur baik ke PSSI, PT LI, maupun ke Menpora. Kami juga akan siapkan kuasa hukum jika nanti sudah mentok,” ujar pria berusia 30 tahun itu.
Setelah dua jam menunggu, sekitar pukul 16.45 WIB, rombongan skuad PSMS meninggalkan rumah Indra. “Kami akan kembali lagi. Sampai kau menemui kami Indra,” kata Herman Batak, geram. (don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persebaya Tolak Lawan Persiba Saat Ramadhan
Redaktur : Tim Redaksi