jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dinilai selama ini lebih banyak mempertontonkan peran sebagai penguasa, bukan seorang pemimpin yang sangat dibutuhkan warga Jakarta.
Padahal menurut kandidat gubernur DKI Adhyaksa Dault, sebagai seorang kepala daerah yang hadir dari proses pemilihan, gubernur harus dapat mengayomi warga yang dipimpinnya.
BACA JUGA: Sudah Bertemu Nurdin Khalid, Persoalan Tuntas!
Setidaknya ada tiga keburukan Ahok menurut Adyaksa.
Pertama, Ahok lebih menampilkan diri sebagai sosok penguasa.
BACA JUGA: Apa PDIP Mau Usung Ahok? Makruh Hukumnya!
"Jakarta butuh pemimpin, bukan penguasa. Tapi ini bagaimana mungkin, kalau yang dibangun konflik terus," ujar Adhyaksa di sela-sela Silaturahmi Kandidat Bakal Calon Gubernur DKI dengan Ulama se-DKI, Jabar dan Banten yang digelar Majelis Pelayan Jakarta, Jumat (24/6).
Kedua, selain terus membangun konflik, kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu, Ahok juga kerap memecat bawahannya. Sehingga kinerja pelayanan pada masyarakat tidak maksimal.
BACA JUGA: Sudah Punya Calon Wabup, PDIP Dekati Golkar
"Jadi apakah Anda (warga Jakarta,red) mau punya gubernur yang memecat orang setiap hari?" ujar Adhyaksa.
Ketiga, mantan Bupati Belitung Timur tersebut menurut Ketua Kwartir Nasional Pramuka ini, juga dengan sewenang-wenang menggusur warga tanpa menjalin komunikasi yang baik terlebih dahulu.
Alasan yang digunakan juga hanya kerap terlihat hanya asal-asalan. Tanpa disertai kajian ilmiah yang matang.
Misalnya terkait penggusuran warga Luar Batang dan sejumlah nelayan yang ada, Ahok kata Adhyaksa, dengan seenaknya mengatakan tidak ada lagi ikan di laut sekitar utara Jakarta tersebut.
"Betul perlu ada relokasi, tapi harus dikaji dulu. Misal di laut itu katanya enggak ada ikan lagi, itu asal ngomong saja," ujar Adhyaksa.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penyebab Anggaran Pilkada 36 Daerah Belum Cair
Redaktur : Tim Redaksi