Tiga Kecamatan Ini Jadi Penyumbang Terbanyak Kasus DBD di Jakarta Selatan, Waspadalah

Senin, 12 Februari 2024 – 21:27 WIB
Arsip foto - Petugas melakukan pengasapan (fogging) di permukiman warga di kawasan Puri Mutiara Raya, Cilandak Barat, Jakarta, Selasa (22/2/2022). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/aa.

jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan (Jaksel) mewanti-wanti masyarakat untuk waspada akan bahaya penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Penyebabnya, Suku Dinas Jekasel mencatat penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini paling banyak menyerang warga Kecamatan Mampang Prapatan, Jagakarsa, dan Kebayoran Baru.

BACA JUGA: Warga Terkena Demam Berdarah, Zecky Alatas Sigap Lakukan Ini

Ketiga kecamatan ini menjadi penyumbang terbanyak kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Selatan.

Untuk itu warga diminta menerapkan gerakan 3M plus yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang atau menyingkirkan barang-barang yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak, termasuk tidak menggantung pakaian kotor.

BACA JUGA: Tekan Kasus Demam Berdarah, Pemerintah Dorong Pemanfaatan Walbachia

"Kasus DBD hingga 7 Februari 2024 mencapai 75 kasus dari 10 kecamatan serta terbanyak di Mampang Prapatan, Jagakarsa, dan Kebayoran Baru," kata Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, Suku Dinas Kesehatan Jaksel Evelyn di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan untuk Kecamatan Mampang Prapatan hingga data terakhir sudah ditemukan sebanyak 19 kasus DBD, kemudian disusul Kecamatan Jagakarsa dengan jumlah 12 kasus, dan Kecamatan Kebayoran Baru ditemukan 11 kasus.

BACA JUGA: Beban Ekonomi Akibat Kasus Demam Berdarah di Indonesia

Untuk itu kata Evelyn, pihaknya meminta kepada masyarakat agar mengupayakan untuk pencegahan kasus DBD, terutama pada musim hujan, karena diperkirakan kasus akan terus meningkat.

"Biasanya di masa musim penghujan ini sampai perkiraan bulan Maret kasus akan meningkat, karena banyak tempat nyamuk berkembang biak," tuturnya.

Ia menambahkan pada prinsipnya untuk pencegahan atau penanggulangan DBD adalah lebih mengutamakan gerakan 3M plus, selain itu juga dapat dibantu dengan memelihara ikan pemakan jentik dan tanaman pengusir nyamuk.

"Semuanya harus tetap dilakukan secara berkesinambungan mengingat kita tinggal di daerah tropis di mana iklim ini sangat mendukung untuk tempat berkembangbiak nyamuk aedes aegypti," katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat jangan lupa untuk memberantas sarang nyamuk secara mandiri di rumah masing-masing.

"Untuk memastikan tidak ada jentik di rumah kita masing-masing," katanya menegaskan.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler