SURABAYA - Setetik harapan berakhirnya pembekuan Persebaya 1927 muncul dalam diskusi "Selamatkan Persebaya" yang diselenggarakan Jawa Pos, Sabtu (9/2). Komisaris Utama PT Persebaya Indonesian (PT PI) Saleh Ismail Mukadar memberikan tiga opsi kepada Gede Widiade selaku CEO Persebaya agar tim kebanggaan Surabaya itu bisa segera melakukan persiapan menghadapi Indonesia Premier League (IPL) 2013.
"Opsi pertama, saya akan berikan Rp 1,2 miliar yang bisa digunakan untuk menutupi gaji pemain Februari. Dengan demikian, pemain sudah bisa latihan Senin atau Selasa lusa," kata Saleh. "Uang itu adalah cicilan dana talangan Pak Gede yang masih dihutang konsorsium, sisanya akan kami bantu untuk ditagih," lanjut Saleh yang kemarin juga ditemani Direktur Utama PT Pengelola Persebaya Indonesia (PT PPI) Cholid Goromah.
Opsi kedua, Saleh siap melepaskan sahamnya yang sebesar 50 persen di PT PI kepada Gede. "Sudah ada hitung-hitunganya kok nilai saham Persebaya berapa. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan Tri Megah Sekuritas, value Persebaya ini pada kisaran USD 6-12 juta (sekitar Rp 60 miliar -120 miliar)," tandas Saleh.
Opsi ketiga, Saleh akan mencari orang lain untuk mengurusi Persebaya jika opsi-opsi itu diterima oleh Gede. "Persebaya harus jalan, kalau Pak Gede tidak menerima opsi-opsi yang saya ajukan tadi, ya kami akan mencari orang lain untuk menjalankan Persebaya," seru Saleh.
Gede, sebenarnya menerima opsi pertama. Uangnya dicicil. "Namun, kasih saya cek mundur. Biar setiap bulan bisa saya cairkan. Kalau tidak bisai dicairkan, berarti cek bodong, dan saya bisa melakukan tindakan hukum," kata Gede.
Menurut Gede, sebenarnya simpel saja agar dia kembali menjalankan Persebaya. Yaitu uang yang dia belanjakan musim lalu untuk menutupi kebutuhan Persebaya dikembalikan oleh konsorsium Mitra Bola Indonesia (MBI). "Meski itu uang saya, tidak akan masuk kantong. Namun akan saya gunakan untuk memutar kembali Persebaya," tandas Gede.
Memang, belum ada titik temu antara Saleh dan Gede sehingga latihan Mat Halil dkk bisa diselenggarakan Senin atau Selasa. Namun, setidaknya, jika syarat-syarat yang diajukan Gede bisa dijalankan, Persebaya bisa segera melakukan persiapan. Toh, kalau konsorsium MBI punya niatan dan kemampuan untuk membayar, permintaan Gede sebenarnya bukan hal yang sulit untuk dipenuhi.
Soal kesediaan Saleh melepas saham, itu juga perkembangan baru. Gede memang tidak mau ketika ditawari saham oleh Saleh. Dia menegaskan hanya mau menjadi CEO. Namun, bukan tidak mungkin ada pihak lain yang tertarik untuk memiliki saham klub legendaris itu.
Seperti masukan dari Dirut Wira Jatim Arif Afandi, saham Persebaya bisa dijual ke klub. Angka suporter fanatik Persebaya mencapai puluhan ribu bahkan bisa melebihi angka 100 ribu. Tinggal di Persebaya ada orang yang bisa dipercaya, sehingga suporter Persebaya yang selama ini dikenal dengan sebutan Bonek mau membeli saham.
Dengan calon pembeli potensi sebanyak itu, dijual dengan harga Rp 100 ribu per lembar saja, potensi dana yang bisa didapatkan mencapai Rp 10 M.
Acara yang dihelat di Hotel Inna Simpang dihadiri segenap petinggi Persebaya. mulai dari Komisaris Utama PT Persebaya Indonesian (PT PI), Saleh Ismail Mukadar, Direktur Utama PT Pengelola Persebaya Indonesia (PT PPI) Cholid Goromah, serta CEO Persebaya Gede Widiade. Para pemain yang selalu menuntut kejelasan nasibnya dalam beberapa hari terakhir juga menyaksikan sendiri
Saleh mengungkapkan bahwa dia masih ingin Gede mengelola Persebaya. Mantan manajer Persebaya ini lantas memberikan tiga opsi sebagai jalan keluar dari lilitan masalah di internal tim kebanggan Arek Suroboyo itu.
Opsi pertama, Gede akan mendapatkan dana Rp 1,2 miliar sebagai bentuk pengembalian dana talangan yang sudah diberikannya musim lalu. Dana tersebut selanjutnya akan dipakai untuk memutar kembali roda persiapan tim menuju musim baru. Terutama menggaji pemain di bulan Februari.
"Dengan opsi tersebut, Pak Gede seharusnya langsung memberi instruksi pada para pemain untuk berlatih lagi. Setidaknya hari Selasa (12/2)," tandas Saleh.
Opsi tersebut mendapat tanggapan positif dari Gede. Dana senilai Rp 1,2 miliar tersebut nilainya hanya seperlima dari pengeluarannya untuk tim musim lalu. Artinya, dengan cicilan Rp 1,2 miliar, dana Rp 6 miliar yang sudah dikeluarkannya lunas dalam lima bulan. "Nantinya, setiap bulan diberikan cek sejumlah uang saya. Berarti setiap bulan dikasih Rp 1,2 miliar selama lima bulan," terang Gede.
Selain dana talangan yang seharusnya menjadi hak pribadinya, Gede juga meminta konsorsium mengirimkan dana operasional untuk Persebaya. Tanpa menyebut jumah pastinya, Gede menuturkan hal itu sesuai komitmen awal konsorsium pada Persebaya.
"Sesuai komitmen awal uang operasional dari konsorsium juga harus dikirim. Tunjukkan kalau mereka serius membiayai Persebaya. Apalagi yang pegang saham kan mereka, saya hanya CEO," imbuh pengusaha properti itu.
Opsi kedua yang diutarakan Saleh adalah meminta Gede membeli beberapa persen sahamnya di Persebaya. Saat ini Saleh dan Cholid tercatat sebagai pemegang saham terbanyak di tim Persebaya. Saleh memegang 50 persen saham dan Cholid 30 persen.
Namun opsi kedua itu langsung ditolak oleh Gede. Penolakan itu disampaikan Gede langsung kepada Saleh. "Saya tidak mau menjadi pemegang saham. Saya hanya mau menjadi pengelola klub saja. Bayar sekarang, besok saya akan maju jadi CEO lagi," tegas Gede.
Bila dari dua opsi di atas, Gede masih ogah kembali ke Persebaya, maka Persebaya akan memilih orang baru sebagai pengganti Gede di posisi Chief Executive Officer (CEO). "Sebenarnya masih banyak opsi, tapi tak akan cukup jika diutarakan semua di sini," tutur Saleh. (ady/ren/dik)
"Opsi pertama, saya akan berikan Rp 1,2 miliar yang bisa digunakan untuk menutupi gaji pemain Februari. Dengan demikian, pemain sudah bisa latihan Senin atau Selasa lusa," kata Saleh. "Uang itu adalah cicilan dana talangan Pak Gede yang masih dihutang konsorsium, sisanya akan kami bantu untuk ditagih," lanjut Saleh yang kemarin juga ditemani Direktur Utama PT Pengelola Persebaya Indonesia (PT PPI) Cholid Goromah.
Opsi kedua, Saleh siap melepaskan sahamnya yang sebesar 50 persen di PT PI kepada Gede. "Sudah ada hitung-hitunganya kok nilai saham Persebaya berapa. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan Tri Megah Sekuritas, value Persebaya ini pada kisaran USD 6-12 juta (sekitar Rp 60 miliar -120 miliar)," tandas Saleh.
Opsi ketiga, Saleh akan mencari orang lain untuk mengurusi Persebaya jika opsi-opsi itu diterima oleh Gede. "Persebaya harus jalan, kalau Pak Gede tidak menerima opsi-opsi yang saya ajukan tadi, ya kami akan mencari orang lain untuk menjalankan Persebaya," seru Saleh.
Gede, sebenarnya menerima opsi pertama. Uangnya dicicil. "Namun, kasih saya cek mundur. Biar setiap bulan bisa saya cairkan. Kalau tidak bisai dicairkan, berarti cek bodong, dan saya bisa melakukan tindakan hukum," kata Gede.
Menurut Gede, sebenarnya simpel saja agar dia kembali menjalankan Persebaya. Yaitu uang yang dia belanjakan musim lalu untuk menutupi kebutuhan Persebaya dikembalikan oleh konsorsium Mitra Bola Indonesia (MBI). "Meski itu uang saya, tidak akan masuk kantong. Namun akan saya gunakan untuk memutar kembali Persebaya," tandas Gede.
Memang, belum ada titik temu antara Saleh dan Gede sehingga latihan Mat Halil dkk bisa diselenggarakan Senin atau Selasa. Namun, setidaknya, jika syarat-syarat yang diajukan Gede bisa dijalankan, Persebaya bisa segera melakukan persiapan. Toh, kalau konsorsium MBI punya niatan dan kemampuan untuk membayar, permintaan Gede sebenarnya bukan hal yang sulit untuk dipenuhi.
Soal kesediaan Saleh melepas saham, itu juga perkembangan baru. Gede memang tidak mau ketika ditawari saham oleh Saleh. Dia menegaskan hanya mau menjadi CEO. Namun, bukan tidak mungkin ada pihak lain yang tertarik untuk memiliki saham klub legendaris itu.
Seperti masukan dari Dirut Wira Jatim Arif Afandi, saham Persebaya bisa dijual ke klub. Angka suporter fanatik Persebaya mencapai puluhan ribu bahkan bisa melebihi angka 100 ribu. Tinggal di Persebaya ada orang yang bisa dipercaya, sehingga suporter Persebaya yang selama ini dikenal dengan sebutan Bonek mau membeli saham.
Dengan calon pembeli potensi sebanyak itu, dijual dengan harga Rp 100 ribu per lembar saja, potensi dana yang bisa didapatkan mencapai Rp 10 M.
Acara yang dihelat di Hotel Inna Simpang dihadiri segenap petinggi Persebaya. mulai dari Komisaris Utama PT Persebaya Indonesian (PT PI), Saleh Ismail Mukadar, Direktur Utama PT Pengelola Persebaya Indonesia (PT PPI) Cholid Goromah, serta CEO Persebaya Gede Widiade. Para pemain yang selalu menuntut kejelasan nasibnya dalam beberapa hari terakhir juga menyaksikan sendiri
Saleh mengungkapkan bahwa dia masih ingin Gede mengelola Persebaya. Mantan manajer Persebaya ini lantas memberikan tiga opsi sebagai jalan keluar dari lilitan masalah di internal tim kebanggan Arek Suroboyo itu.
Opsi pertama, Gede akan mendapatkan dana Rp 1,2 miliar sebagai bentuk pengembalian dana talangan yang sudah diberikannya musim lalu. Dana tersebut selanjutnya akan dipakai untuk memutar kembali roda persiapan tim menuju musim baru. Terutama menggaji pemain di bulan Februari.
"Dengan opsi tersebut, Pak Gede seharusnya langsung memberi instruksi pada para pemain untuk berlatih lagi. Setidaknya hari Selasa (12/2)," tandas Saleh.
Opsi tersebut mendapat tanggapan positif dari Gede. Dana senilai Rp 1,2 miliar tersebut nilainya hanya seperlima dari pengeluarannya untuk tim musim lalu. Artinya, dengan cicilan Rp 1,2 miliar, dana Rp 6 miliar yang sudah dikeluarkannya lunas dalam lima bulan. "Nantinya, setiap bulan diberikan cek sejumlah uang saya. Berarti setiap bulan dikasih Rp 1,2 miliar selama lima bulan," terang Gede.
Selain dana talangan yang seharusnya menjadi hak pribadinya, Gede juga meminta konsorsium mengirimkan dana operasional untuk Persebaya. Tanpa menyebut jumah pastinya, Gede menuturkan hal itu sesuai komitmen awal konsorsium pada Persebaya.
"Sesuai komitmen awal uang operasional dari konsorsium juga harus dikirim. Tunjukkan kalau mereka serius membiayai Persebaya. Apalagi yang pegang saham kan mereka, saya hanya CEO," imbuh pengusaha properti itu.
Opsi kedua yang diutarakan Saleh adalah meminta Gede membeli beberapa persen sahamnya di Persebaya. Saat ini Saleh dan Cholid tercatat sebagai pemegang saham terbanyak di tim Persebaya. Saleh memegang 50 persen saham dan Cholid 30 persen.
Namun opsi kedua itu langsung ditolak oleh Gede. Penolakan itu disampaikan Gede langsung kepada Saleh. "Saya tidak mau menjadi pemegang saham. Saya hanya mau menjadi pengelola klub saja. Bayar sekarang, besok saya akan maju jadi CEO lagi," tegas Gede.
Bila dari dua opsi di atas, Gede masih ogah kembali ke Persebaya, maka Persebaya akan memilih orang baru sebagai pengganti Gede di posisi Chief Executive Officer (CEO). "Sebenarnya masih banyak opsi, tapi tak akan cukup jika diutarakan semua di sini," tutur Saleh. (ady/ren/dik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AC Milan Glorie Dongkrak Kualitas Pemain Muda
Redaktur : Tim Redaksi