Tiga Orang Ini Yang Pertama Kali Bantu Dimas Kanjeng

Minggu, 16 Oktober 2016 – 06:35 WIB
Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Foto: dok.JPG

jpnn.com - PROBOLINGGO-- Dimas Kanjeng Taat Pribadi tidak tiba-tiba saja bisa menggandakan uang.

Dia sudah menjalani sejumlah usaha sebelumnya. Itu dilakukan bersama tiga sahabatnya.

BACA JUGA: Mantan Napi Berulah Lagi, Ya… Tempatnya di Sel Tahanan

Yakni almarhum Ismail Hidayah, almarhum Abdul Ghani dan seseorang berinisial AY.

Ternyata, ada sejarah panjang dari Sang Guru Besar itu hingga padepokan mampu merekrut santri hingga pelosok negeri.

BACA JUGA: Diajak Main Kucing, Bunga Dicabuli 10 Kali

Sejarah awal berdirinya padepokan ini dimulai saat 2005, empat sekawan itu kompak berkecimpung dalam koperasi usaha tani, atau KUT.

Namun di tengah perjalanan AY  melakukan unsur penipuan hingga harus berurusan dengan polisi.

Selanjutnya mereka kompak lagi ikut Yayasan Amalillah yang membawahi wilayah Situbondo-Lumajang-Probolinggo pada periode 2006-2011.

BACA JUGA: BNN Tangkap 6 Mahasiswa Lagi Nyabu, Salah Satunya Anak Anggota Dewan

Ternyata antar pengurus Yayasan Amalillah bermasalah sendiri.

Hingga akhirnya empat sekawan ini kompak membentuk komunitas klenik, hingga anggotanya menjadi besar yang rata-rata wilayah Jawa Timur.

Berjalannya waktu, komunitas ini menjadi besar. Entah siapa yang memiliki ide, sehingga komunitas ini berubah menjadi komunitas panggandaan uang.

Taat Pribadi dijadikan sosok yang dikultuskan atau sosok yang bisa menggandakan uang.

Hingga namanya berubah menjadi Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Dalam beberapa tahun saja, Padepokan Dimas Kanjeng ini mampu merekrut santri hingga 26 ribu santri dan padepokan diperluas hingga memiliki lahan sekitar 5 hektar.

Menurut AKBP Arman Asmara Syarifuddin Kapolres Probolinggo, diduga merasa mulai tersisih, Ismail Hidayah dan Abdul Ghani berusaha membongkar kedok padepokan.

“Sehingga 2015 Ismail Hidayah dibunuh dan 2016 Abdul Ghani juga dibunuh,” ujar Arman.

Sementara itu, AY masih bertahan berteman dengan Taat Pribadi.

"Hingga saat ini AY  masih dalam pemeriksaan intesif kepolisian, diduga kuat AY mengetahui semua sejarah panjang padepokan ini," imbuh Arman.(pul/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Perkembangan Penanganan Kasus Aa Gatot


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler