Tiga Perawat Diusir, Pak Ganjar Langsung Telepon Pemilik Indekos, Ini Hasilnya

Senin, 27 April 2020 – 23:39 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Ist

jpnn.com, SEMARANG - Kabar tiga perawat RSUD Bung Karno Surakarta yang diusir pemilik indekos karena takut tertulari corona akhirnya sampai juga di telinga Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. 

Ganjar langsung mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Usai tarawih, Ganjar langsung menelepon para perawat yang diusir tersebut. 

BACA JUGA: Rapat Ganjar dengan DPRD, Hanya 19 Kursi yang Terisi

Dia meminta penjelasan kronologi kejadian sekaligus nomor telepon pemilik indekos yang diduga mengusir tiga perawat tersebut.

"Tadi langsung saya telepon ketiganya, Alhamdulillah semuanya sudah aman karena sudah dijemput pihak rumah sakit. Karena itu rumah sakit baru, jadi ada banyak ruangan yang kosong yang dipakai untuk mereka sementara," kata Ganjar pada Senin (27/4).

BACA JUGA: Innalillahi, Perawat PDP Corona itu Meninggal Dunia setelah Melahirkan Bayinya

Tidak hanya kepada ketiga perawat tersebut, Ganjar juga menelepon pemilik indekos yang telah mengusir mereka.

Saat ditelepon, pemilik indekos mengaku khawatir suaminya tertulari corona mengingat tiga perawat itu bertugas di rumah sakit yang menjadi rujukan pasien covid-19.

BACA JUGA: Berita Duka: Dokter Michael Robert Marampe Meninggal Dunia, Batal Menikah

"Saya telepon pemiliknya, dia menangis dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular. Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik kos ini adalah bidan," sambung Ganjar.

Sampai saat ini, lanjut Ganjar, tiga perawat yang diusir dari indekos itu dalam kondisi aman. Ketiganya sementara ini tinggal di rumah sakit dengan fasilitas yang ada.

"Edukasi memang harus kita tingkatkan untuk menghindari hal-hal semacam ini. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan tempat khusus yang dapat digunakan para tenaga medis untuk tinggal apabila terjadi hal serupa. Namun sebenarnya, kalau edukasi kepada publik sudah baik, tentu tidak akan terjadi hal semacam ini," tegas Ganjar.

Pemprov juga sudah menyiapkan sejumlah sarana untuk tempat tinggal para dokter dan tenaga medis di Jateng. Sejumlah hotel milik Pemprov Jateng serta beberapa tempat lain sudah dia siapkan.

"Memang harus ada shelter yang disiapkan agar para tenaga medis ini tenang. Di Semarang sudah kami siapkan Hotel Kesambi, di Solo juga ada bekas Bakorwil yang bisa ditempati. Itu rumahnya besar, kamarnya banyak dan nyaman. Selain itu, ada juga hotel milik kami yang ada di Solo yang bisa ditempati," terangnya.

Ganjar menyayangkan kejadian pengusiran tenaga medis dari tempat tinggalnya itu. Dia berharap, semua masyarakat mendukung para tenaga medis dengan tidak memberikan stigma negatif pada mereka termasuk keluarganya.

"Edukasi memang harus dilakukan, tapi prinsipnya kami sudah menyiapkan tempat untuk menolong mereka apabila terjadi hal-hal semacam ini. Semoga ke depan tidak ada lagi peristiwa ini," tutupnya.

Sementara itu, salah satu perawat yang diusir dari indekosna, Siska mengatakan, dia dan dua temannya yang bekerja di RSUD Bung Karno langsung dihubungi pemilik kos. Mereka diminta untuk pindah secepatnya.

"Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA itu. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan COVID-19. Mungkin ibu kosnya khawatir," katanya.

Hal itu jelas membuatnya kebingungan. Karena diminta pergi mendadak, mereka bingung mencari tempat tinggal dimana.

"Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," sambungnya.

Siska mengatakan sangat senang karena permasalahannya itu langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Gubernur Ganjar, lanjut Siska, mmemang telah meneleponnya.

"Tadi Pak Ganjar telepon dan menanyakan kronologis. Beliau juga tanya kondisi kami serta tanya nomor telpon ibu kos dan direktur rumah sakit kami," terangnya.

Siska berharap masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada tenaga medis yang merawat covid-19. Sebab lanjut dia, selama bertugas mereka dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan menerapkan standar protokol kesehatan.

"Kami sudah dilengkapi APD setiap bertugas, kami juga ada protokol yang ketat. Setiap selesai bertugas kami diwajibkan mandi. Insyaallah semua aman, saya minta masyarakat mengerti," tutupnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler