Tiga Tahun, Sekolah Baru Tanpa Meja dan kursi

Senin, 05 Maret 2012 – 15:18 WIB

MANOKWARI-Sebanyak 123 siswa SMU Negeri Persiapan Oransbari, hingga saat ini masih menumpang belajar di SMP Negeri 1 Oransbari. Pasalnya, gedung sekolah yang dibangun sejak tahun 2009 lalu, hingga saat ini belum ada meja dan kursi serta meubeler lainnya. Ironisnya,kondisi banguan sekolah sudah mulai rusak karena tak terawat.

Dwi Cahyono, salah seorang staf pengajar SMU Negeri Oransbari yang ditemui wartawan mengatakan, sekolah yang dibangun sejak tahun 2009 ini, memang belum ditempati karena selain belum tersedianya meubeler, pihak kontraktor juga belum menyerahkan kunci delapan ruangan sekolah tersebut.

“Kita tidak tahu menahu kenapa kuncinya belum diserahkan kontraktor, yang penting saat ini anak-anak masih bisa menjalankan aktivitas belajar,” jelasnya di ruang kelas SMP Negeri 1 Oransbari.

Disinggung soal adanya dugaan larangan oleh pemilik ulayat terhadap gedung sekolah yang dimaksud, kata dia, pihak sekolah sebenarnya tidak terlalu paham terkait masalah tersebut. Namun, masalah ini tengah dikoordinasikan pihak dinas pendidikan kabupaten Manokwari. pasalnya, hal ini terungkap saat pemilik ulayat mendatangi kepala dinas pendidikan Provinsi Papua Barat.

Sementara itu, ditempat terpisah, Kepala sekolah SMU Negeri Persiapan Oransbari, Subari, mengaku tidak mengetahui secara jelas kontrak kerja dan perjanjian terhadap pembangunan sekolah tersebut, apakah termasuk dengan pengadaan meubeler atau tidak. Masalah ini juga termasuk dua ruangan kelas tambahan yang baru dibangun oleh dinas pendidikan kabupaten Manokwari, tahun 2011 juga tidak bisa digunakan.

“Sementara ini, sedang dibangun juga tiga kelas tambahan baru yang dananya berasal dari APBNP 2012, namun mungkin juga belum bisa digunakan. Solusi masalah yang ada saat ini kami Serahkan semua kepada dinas pendidikan,” ujarnya.

Akibat keterbatasan tersebut, pihak sekolah tidak memberlakukan jam tambahan atau pengayaan terhadap 38 siswa kelas 12 yang sebentar lagi akan mengahadapi ujian nasional. Pelajaran yang diberikan pun maksimal, saat jam pelajaran berlangsung. “Jika ada yang tidak jelas, siswanya langsung ke rumah karena jam belajarnya sangat terbatas,” aku Subari lagi.(lm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaksanaan UKA Minta Dikaji Ulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler