jpnn.com, JAKARTA - Tiga usaha kecil dan menengah (UKM) binaan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui program pendampingan (export coaching program/ECP) berhasil menembus pasar ekspor.
UKM tersebut terdiri dari PT Agro Global Sentosa dari Makassar, PT Mahaquinn Energi Indonesia, dan PT Taiba Cococha Indonesia dari Bogor.
BACA JUGA: Kemendag Cetak UKM Eksportir, Damar Batu dan Lidi Sawit Tembus Pasar Asia Selatan
Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Heryono Hadi Prasetyo memimpin pelepasan ekspor perdana ketiga perusahaan tersebut secara hybrid.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengapresiasi pencapaian tiga peserta ECP 2021 tersebut yang telah menembus pasar internasional.
BACA JUGA: Dukung UKM ke Pasar Global, Kemendag Gelar Klinik Desain di Aceh
"Meskipun pandemi Covid-19 belum usai, tetapi jumlah pelaku ekspor kita justru kian bertambah. Semoga, kegiatan ini menginspirasi pelaku usaha lain di seluruh Indonesia untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Didi, Senin (18/10).
Dia menegaskan Kemendag terus berupaya mendorong UKM Indonesia untuk dapat tembus ke pasar global sehingga para pelaku usaha perlu memanfaatkan peluang sebaik-baiknya dengan memperhatikan kondisi perekonomian pasar tujuan ekspor.
Perlu diketahui, PT Agro Global Sentosa melakukan ekspor cengkeh lalpari ke pasar Singapura dengan nilai transaksi USD 90 ribu sementara PT Mahaquinn Energi Indonesia melakukan ekspor produk briket arang batok kelapa sebanyak satu kontainer ke Yordania dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai USD 60 ribu.
Tidak hanya itu, PT Taiba Cococha Indonesia juga mengkspor produk briket arang batok kelapa sebanyak dua kontainer menuju Arab Saudi dengan nilai transaksi sekitar USD 60 ribu.
Didi menjelaskan tiga negara tujuan ekspor tersebut merupakan pasar bagi produk-produk Indonesia dengan permintaan yang cukup besar.
"Yordania adalah pasar nontradisional di kawasan Timur Tengah yang terus kami dorong untuk dapat ditingkatkan ekspornya," tambah Didi.
Kemudian, Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo menyampaikan ECP merupakan kegiatan pembinaan UKM berorientasi ekspor selama satu tahun yang dilaksanakan sejak 2010 oleh Balai Besar PPEI.
Program ECP ini mencakup peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor.
Saat ini, program ECP di wilayah Sulawesi Selatan mencapai tahap keempat, yaitu pendampingan produk sementara di Jakarta dan Bodetabek sudah memasuki tahap kelima yaitu penjajakan bisnis (business matching).
"Kami lihat para peserta ECP cukup jeli melihat peluang pasar dan mampu menerapkan pengetahuan yang diberikan oleh para pelatih PPEI," ujar Heryono.
Acara pelepasan ini turut dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Endang Kurnia Saputra.
Untuk ECP wilayah Jabodetabek, ada pula penjajakan bisnis yang difasilitasi Atase Perdagangan Kuala Lumpur, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chennai, ITPC Sydney, dan ITPC Jeddah.
"Kami berharap melalui penjajakan bisnis hari ini transaksi ekspor dengan para buyers luar negeri yang dihadirkan para perwakilan perdagangan semakin meningkatkan kesuksesan peserta ECP 2021," pungkas Heryono. (mcr9/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Dea Hardianingsih