Tiga Yatim Piatu yang Tinggal di Pekuburan Mulai Diperhatikan Pemerintah

Kamis, 10 April 2014 – 20:57 WIB
Hamidah bersama dua adiknya, Sundari dan Sarmila, di depan gubuk tempat tinggal mereka di tanah wakaf kuburan Jalan Ileng Lingkungan 1 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan. Foto: Fakhrul Rozi/Sumut Pos/JPNN.com

jpnn.com - TIGA kakak beradik Hamida (19), Sarmila (12) dan Sundari (13) mulai dapat perhatian. Yatim piatu yang tinggal di Jalan Ileng Lingkungan I, Gang Mushola, Kel. Rengas Pulau, Kec. Medan Marelan, mulai mendapat perhatian setelah diberitakan.

Bahkan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan juga berjanji akan menyekolahkan ketiga remaja yang kurang beruntung itu hingga lulus SMA.

BACA JUGA: Kurang Dihargai di Indonesia, Pembuat Mobil Listrik Pilih Pulang ke Jepang

"Sudah saya instruksikan kepada anggota untuk melihat langsung ke lokasi, bagaimana keadaan dan kondisi mereka saat ini," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin di Balai Kota.

Eldin juga berjanji akan menyekolahkan ketiga anak tersebut hingga lulus SMA, apalagi program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Namun dirinya masih harus berpikir bagaimana teknis untuk kelanjutan sekolah Hamida (19) serta kedua adiknya, Sundari (13) dan Sarmila (12). Apalagi, ketiganya sudah terlalu lama putus sekolah.

BACA JUGA: Senang Bisa Temukan Jejak Keluarga Tentara Sekutu

“Nanti kita pikirkan bagaimana kelanjutannya, mungkin bisa dibantu dengan mengikuti paket C atau yang lain,” katanya. Eldin juga menyayangkan sikap tidak peka Kepling dan Lurah yang bertugas di lokasi tempat tinggal Hamida.

“Harusnya sebagai pamong, mereka menunjukkan kerja dan baktinya untuk negeri ini dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, bukan berdiam diri seperti itu,” sesalnya.

BACA JUGA: Yatim Piatu, Hamidah dan Dua Adiknya Tinggal di Pekuburan

Saat kembali dikunjungi Sumut Pos (JPNN Grup), kehidupan Hamida dan kedua adiknya memang benar-benar miris. Gubuk yang ditempati sepertinya lebih pantas dijadikan kandang hewan.

Bagaimana tidak, di lantai yang semennya sudah hancur itu berserakan barang-barang yang tak terpakai, seperti sandal, sepatu, kelapa tua yang sudah bertunas, aqua galon, dan sampah plastik.

Ruang tamu pun tidak ada kursi dan meja. Hanya ambal merah yang sudah lusuh. Lemari TV pun hanya berisi plastik, sepatu, sandal dan alat main tradisional seperti congkak. Tidak ada juga ruangan khusus dapur. Sebuah kompor minyak tanah terletak di atas meja di sekitar ruang tamu.

Kamar pun tak berpintu dan hanya ada tempat tidur bertilam tipis. Bahkan baju-baju pun dibiarkan berserakan di sekitar papan panjang di samping tempat tidur. Kamar mandi pun tidak ada di dalam.

Agak ke belakang, dindingnya terbuat bata. Sedang di bagian depan berdinding kayu dan beratap seng. Lucunya, ada satu ekor ayam warna putih terikat tali yang dikaitkan ke salah satu kayu penopang rumah. Ayam tersebut didapat Sarmila dari tetangganya. “Ini ayam dari tetangga. Kami sengaja tarok di rumah karena takut hilang kalau di luar,” kata Hamida. (bersambung)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Punya Atribut Pemilu sampai Situs Partai Gurem yang Kolaps


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler