Tiket Pesawat Masih Mahal, saat Bersamaan Bagasi Berbayar

Sabtu, 26 Januari 2019 – 11:50 WIB
Salah satu calon penumpang Lion Air saat memasukan barang bawaan ke bagasi di Bandara Sepinggan Balikpapan. Foto: PAKSI SANDANG PRABOWO/KALTIM POST/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah mahalnya tarif tiket pesawat, di saat bersamaan sebagian maskapai mulai menerapkan kebijakan bagasi berbayar. Lion Air, Wings Air, dan Citilink memastikan penyesuaian tarif bagasi.

Lion Air dan Wings Air memberlakukan bagasi berbayar pada Selasa lalu (22/1) setelah dua minggu sosialisasi. Citilink rencananya menerapkan tarif bagasi berbayar mulai akhir Januari 2019.

BACA JUGA: Pindah Posko, Lion Air Tetap Fasilitasi Akomodasi Keluarga Korban JT610?

Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai, penerapan bagasi berbayar membuat low-cost carrier (LCC) menjadi lebih mahal daripada full-service seperti Garuda dan Batik Air.

Menurut Alvin, bukan tidak mungkin dengan harga LCC yang melambung tinggi, masyarakat melakukan perbandingan harga sehingga memilih menggunakan maskapai full-service. ’’Itu akan menjadi masalah bagi penurunan penumpang kelas ekonomi maskapai LCC di masa mendatang,’’ terangnya.

BACA JUGA: Alasan Maskapai Sulit Turunkan Harga Tiket Pesawat

VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Tbk Ikhsan Rosan menyatakan, tiket yang dijual telah mengikuti aturan tarif batas atas dan bawah. ’’Kami menjual sesuai range yang diberikan regulator,’’ ungkapnya.

Dia menepis adanya dugaan kartel dan monopoli pasar setelah mengambil alih operasional Sriwijaya Air. Sebab, kedua maskapai berada di segmen berbeda.

BACA JUGA: Informasi Penting Seputar Bagasi Berbayar Lion Air

Garuda di segmen full-service dan Sriwijaya Air merupakan LCC. Menurut dia, LCC sebenarnya diperkenankan mengenakan tarif bagasi. ’’Bagasi tidak menjadi bagian dari layanan yang harus dikeluarkan LCC. Kalau full-service, memang layanannya termasuk bagasi,’’ urainya.

Kemungkinan selama ini LCC memberikan promo dengan menggratiskan bagasi.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati menuturkan, sebenarnya tidak masalah bagi maskapai untuk menerapkan tarif bagasi, asalkan tiket pesawat juga turut menyesuaikan atau lebih rendah.

’’Basis perhitungannya itu ada komponennya. Selama ini ketika bagasi tersebut ditagih lagi kepada konsumen, bukan berarti gratis. Tapi sudah di cost-kan ke biaya tiket. Jadi, ketika bagasi tidak dimasukkan lagi ke dalam biaya tiket, otomatis struktur biaya tiket berubah,’’ imbuhnya.

BACA JUGA: Alasan Maskapai Sulit Turunkan Harga Tiket Pesawat

Meski begitu, maskapai tidak bisa semena-mena menetapkan tarif. Pemerintah selaku regulator harus memonitoring. ’’Karena sekarang struktur industri di penerbangan udara cenderung monopoli atau oligopoli,’’ ucapnya.

Jadi, jika tidak ada pengaturan, akan cenderung terjadi penentuan harga sepihak dan membuat struktur pasar tidak sehat. (agf/vir/lyn/c22/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirjen Udara Minta Stakeholder Penerbangan Lakukan Mitigasi Keamanan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler