jpnn.com, JAKARTA - Sistem tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) juga akan dikenakan bagi sepeda motor di pada 2020 di sejumlah titik di wilayah DKI Jakarta.
"Untuk sepeda motor mulai tahun depan sudah diberlakukan," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Adi Pramono di sela-sela peluncuran inovasi ETLE Development Program, di Jakarta, Kamis (5/12).
BACA JUGA: Pemprov DKI Bantu Polda Metro Jaya Tambah 45 Kamera Tilang Elektronik
Kapolda Metro Jaya optimistis dengan adanya ETLE yang dipasang secara statis atau portabel dapat mendisiplinkan masyarakat dalam berlalu lintas.
Selain itu, lanjutnya, juga untuk mengubah perilaku oknum Polri yang masih melakukan tindak “berdamai” saat penilangan. "Itu bisa terlihat dari ETLE ," kata Gatot.
BACA JUGA: Perluasan Tilang Elektronik, Polda Metro Pasang 10 Kamera Supercanggih
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf saat dikonfirmasi terpisah menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mengkaji letak posisi kamera yang memungkinkan bisa merekam pelanggaran lalu lintas oleh pesepeda motor.
ETLE akan diletakkan pada posisi yang bisa merekam tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) yang terpasang di sepeda motor.
BACA JUGA: Suara Histeris Istri pada Malam Pertama Gegara Suami Tak Perjaka
"Jadi gini, sedang kita setting nih untuk TNKB-nya itu dengan posisi agar bisa terekam. TNKB motor ini kan berbeda-beda, tidak sama dengan mobil," katanya.
Yusuf menjelaskan, sebelum sistem ETLE diterapkan, pihaknya akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat selama satu bulan.
ETLE dikembangkan oleh Dirlantas Polda Metro Jaya sejak November 2018. Sebanyak 12 kamera telah ditempatkan di kawasan Sudirman-Thamrin, dan tahun 2019 jumlah kamera ditambah sebanyak 45 berasal dari dukungan Pemprov DKI Jakarta.
Pada tahun 2020 nanti jumlah ETLE kembali akan ditambah sebanyak 48 unit sehingga totalnya sudah ada 105 kamera ETLE yang dipasang di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Penerapan ETLE selama satu tahun ini, kata Yusuf, pelanggaran lalu lintas menurun sebesar menurun 27 persen. Target tahun depan penurunan bisa di atas 27 persen. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo