jpnn.com - BANDUNG - Perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) 2014 pada 9 Juli lalu memasuki tahap final di Jawa Barat. KPU Jawa Barat (Jabar) telah melakukan rekapitulasi suara tingkat provinsi, Jumat (18/7).
Hasilnya, pasangan calon presiden (Capres)- calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul. Dari 26 kabupaten/kota di Jabar, pasangan nomor urut 1 ini menang mutlak dengan menguasai perolehan suara di 22 Kabupaten/Kota.
BACA JUGA: Di Papua, Jokowi-JK Menang di 10 Kabupaten/Kota
Sementara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya unggul di empat kabupaten/Kota, yakni Kabupaten Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kota Cirebon.
Berdasarkan hasil rekapitulasi, Prabowo-Hatta memeroleh 14.167.381 suara (59,78 persen), unggul sekitar empat juta suara dari pasangan Capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla yang meraih 9.530.315 suara (40,22).
BACA JUGA: Srikandi Revolusi Mental Ajak Warga Tolak Hasil Pilpres
Sedangkan untuk tingkat partisipasi pemilih di Jabar dalam Pilpres kali ini, Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengatakan, mencapai 70,93 persen, atau terdapat 23.990.089 pemilih yang menyalurkan hak pilihnya, dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Jabar sebanyak 33.821.378 jiwa. Tingkat partisipasi pemilih ini turun dari Pemilihan Umum Legislatif 2014 yang nyaris menembus angka 80 persen atau 70,93 persen.
Yayat sendiri mengaku puas dengan proses rekapitulasi suara yang berlangsung di Aula Kantor KPU Jabar, Bandung, kemarin itu.
BACA JUGA: Kampanye Jokowi-JK Habiskan Rp 311,8 Miliar
Selain kondusif, penghitungan suara selesai sesuai target yang ditetapkan. "Selain itu, semua pihak menerima hasilnya, tidak ada keberatan berarti," aku Yayat seraya mengatakan rekapitulasi dilakukan secara terbuka dan disaksikan seluruh pihak terkait.
Selanjutnya, Yayat mengatakan, hasil rekapitulasi suara akan dibawa ke KPU pusat untuk rekapitulasi suara tingkat nasional pada 22 Juli mendatang. Nantinya, kotak suara dari seluruh Kabupaten/Kota di Jabar akan turut dibawa ke Jakarta dengan pengawalan ketat dari pihak Kepolisian dan TNI.
"Sambil menunggu dibawa ke Jakarta, kotak suara disimpan di sini (kantor KPU Jabar, tentunya dengan pengamanan ketat," tegasnya.
Sementara itu, Tim Sukses Kampanye Jokowi-JK di Jabar mengaku menerima hasil penghitungan suara, meski kandidat yang diusungnya kalah.
Saksi Tim Jokowi-JK pada rekapitulasi suara tingkat Jabar, Bedi Budiman mengatakan, proses penghitungan suara tingkat Jabar berjalan baik tanpa kecurangan sedikit pun. Menurutnya, hasil tersebut sesuai dengan rekapitulasi suara di berbagai tingkatan, mulai dari TPS hingga Kabupaten/Kota.
"Puas, karena sesuai dengan form C1 dan D1. Di Jabar clear tidak ada kecurangan, datanya clear," ucap Bedy saat diwawaincarai di lokasi yang sama.
Disinggung soal kekalahan Jokowi-JK di Jabar, Bedy menilainya wajar. Menurutnya, keterlibatan kepala daerah di Jabar yang mendukung Prabowo-Hatta yang menjadi faktor utama kekalahan telak Jokowi-JK. "PDIP (Jokowi-JK) dikeroyok. Meski begitu, kami bagus di pedesaan, makanya masih bisa menang di Subang, Cirebon, dan Indramayu," katanya.
Sementara dijumpai di tempat yang sama, saksi dari pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta, Otang Suparlan mensyukuri kemenangan Prabowo-Hatta di Jabar. Menurut dia, hal ini jadi sukses pihaknya dalam menjalankan tugas selama menjadi tim pemenangan Prabowo-Hatta di Jabar.
Kendati begitu, dirinya mengakui tidak bisa memenuhi target kemenangan yang telah ditentukan. "Targetnya kan 65 persen lebih," sebutnya.
Otang menjelaskan faktor kemenangan Prabowo-Hatta di Jabar. Selain karena sosok Prabowo dan Hatta itu sendiri, menurutnya kerja keras seluruh tim kampanye dan relawan menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam mengantarkan kemenangan tersebut.
Otang pun mengakui besarnya peran kepala daerah di Jabar yang menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta. "Para kepala daerah kan memang tahu permasalahan di daerahnya," katanya.
Lebih lanjut, Otang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemilih dan masyarakat Jabar karena turut menjaga kondusifitas keamanan selama proses pilpres. "Antusias masyarakatpun luar biasa, mudah-mudahan bisa dijalankan di Pilkada," katanya seraya mengatakan kondusifitas ini terjadi karena komunikasi yang baik di antara tim sukses kedua kubu.
Sementara itu, meski rekapitulasi suara berjalan lancar, Komisioner Badan Pengawas Pemilu Jabar Wasikin mengeluhkan terjadinya pemungutan suara ulang (PSU) di Jabar. Menurut dia, hal ini cukup mencoreng proses pesta demokrasi di Jabar yang secara umum berlangsung baik.
"Berlangsung aman, sangat aman. Tidak terjadi perselisihan. Namun tercoreng oleh adanya PSU," kata dia di tempat yang sama.
Padahal, lanjut dia, sebelum pencoblosan dilakukan, KPU Jabar telah memastikan tidak akan ada PSU di tatar Pasundan ini. Terlebih, menurutnya PSU menimbulkan sejumlah kerugian bagi pemilih dan keuangan negara.
"Suara dari 495 pemilih yang hadir pada 9 Juli, jadi sia-sia karena saat PSU mereka tidak datang. Akibat PSU ini pun negara dirugikan, karena harus mengeluarkan lagi anggaran," katanya. (agp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tunggu Coblos Ulang di 16 TPS di Jakarta, Rekap Molor
Redaktur : Tim Redaksi