jpnn.com - SINGAPURA - Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI-AU membuktikan janjinya memukau pengunjung Singapore Airshow 2014 di Changi Exhibition Centre, Singapura, kemarin (11/2). Atraksi akrobatik mereka mampu memukau para penonton. JAT menampilkan ending yang manis. Sebab, mereka tampil terakhir dari tujuh peserta yang dijadwalkan tampil kemarin.
Singapore Airshow 2014 dibuka Deputy Prime Minister Coordinating Minister for National Security and Minister for Home Affairs Singapura Teo Chee Hean. ''Event ini merupakan salah satu pameran kedirgantaraan dan pertahanan yang penting di dunia,'' terangnya di panggung seremonial pameran dirgantara yang diklaim terbesar di Asia yang digelar dua tahun sekali itu.
Dalam atraksi kemarin, tim Jupiter yang tampil selama 15 menit, pukul 13.25-13.40 waktu setempat, mampu membuat ribuan penonton yang memadati lokasi show tidak beranjak. Terlebih, penampilan mereka diiringi lagu-lagu bertema nasionalisme seperti Merah Putih milik band Cokelat dan Garuda di Dadaku karya band Netral.
Sesuai dengan janji, mereka menampilkan berbagai atraksi ekstrem. Sebagai satu-satunya yang tampil dengan pesawat baling-baling kemarin, atraksi JAT lebih bisa dinikmati karena berjalan dengan tempo yang lebih lambat daripada pesawat jet. Atraksi mirror paling membuat deg-degan karena dua pesawat bagaikan hendak bertabrakan, kemudian dalam jarak dekat mereka saling berbelok.
Atraksi itu beberapa kali disambut tepuk tangan meriah para pengunjung. Enam pesawat yang ditampilkan terbukti tidak kalah oleh pesawat jet tercanggih sekalipun. Para pilot TNI-AU membuktikan bahwa mereka adalah salah satu tim pilot tempur terbaik di dunia.
Sayangnya, hingga berita ini ditulis, Jawa Pos belum mendapat statemen dari JAT. Setelah tampil, mereka langsung kembali ke barak di lingkungan militer Singapura. Tidak seorang pun warga sipil, termasuk jurnalis, yang diperbolehkan masuk.
Penampilan JAT tidak disaksikan para pimpinan TNI. Mereka batal diundang militer Singapura karena persoalan penamaan KRI Usman-Harun. Meski begitu, JAT mampu menjawab tantangan pimpinan TNI. Terbukti, apresiasi penonton sangat bagus. Sambutan bagi mereka tidak kalah meriah dari penampilan tim Black Eagles dari Korea Selatan yang sudah lebih dikenal.
Kemampuan tim Jupiter dalam menari di udara juga diapresiasi militer negara lain. Salah satunya dari Kamboja. ''Pertunjukan tadi sangat bagus. Secara umum event ini penting untuk militer negara kami,'' tutur Kolonel Sam Sovana, salah seorang delegasi militer Kamboja, yang kemarin juga datang.
Sementara itu, Kepala Penerangan Lanud Adisutjipto Mayor Hamdi Londong mengungkapkan, kemampuan para personel JAT telah diakui dunia internasional. Saat ini hanya ada tiga negara di dunia yang masih mempertahankan pesawat baling-baling untuk manuver akrobatik. Salah satunya Indonesia.
''Mengapa kita pertahankan? Sebab, tingkat kesulitan manuver dengan pesawat baling-baling lebih tinggi daripada menggunakan jet,'' ujarnya kemarin. Itulah yang membuat tim Jupiter menjadi kebanggaan Indonesia dan membuat kagum dunia.
Bahkan, negara produsen pesawat baling-baling tersebut heran JAT bisa bermanuver dengan pesawat baling-baling. Ya, pesawat yang diawaki JAT berjenis KT-1B. Nama panggilannya Wong Bee. Pesawat itu merupakan bikinan Korea Selatan. Namun, tidak satu pun penerbang AU Korsel mampu bermanuver dengan pesawat tersebut.
Pesawat yang digunakan awak JAT kemarin didatangkan ke Indonesia pada 2011 dan dirakit di PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Karena tingkat kesulitan yang tinggi, pesawat itu sangat cocok untuk latihan para calon penerbang. Diharapkan, saat nanti mereka memegang jet, manuver yang dilakukan bisa lebih baik.
Londong menjelaskan, rata-rata penerbang JAT berusia 23-27 tahun. Penggawa yang tampil kemarin berpangkat minimal kapten dan dipimpin mayor senior. Untuk jam terbang mereka, Londong menyatakan harus mengecek kembali karena tidak boleh salah. ''Yang jelas, mereka keluar pendidikan dengan pangkat letda, memiliki jam terbang minimal 190 jam,'' lanjutnya. Setelah itu, mereka akan sering berlatih dengan pesawat tersebut.
Londong menambahkan, setiap akan tampil, JAT selalu berdoa bersama. Kemudian, setelah tampil, mereka akan disalami kru darat yang dimulai dari pangkat yang tertinggi. Sembari berpelukan, mereka akan saling berucap kata kunci. ''Happy landing,'' ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa menegaskan bahwa hubungan bilateral Indonesia dengan Singapura tidak terganggu terkait dengan adanya polemik penamaan KRI Usman-Harun. Pihaknya yakin pemerintah Singapura memahami bahwa tidak ada maksud bermusuhan di balik penamaan kapal perang tersebut. Karena itu, pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dengan pemerintah Singapura demi memastikan kelangsungan hubungan kedua negara.
''Indonesia-Singapura adalah tetangga yang memiliki kepentingan bersama dan saling menghormati, menguntungkan bahwasannya ada dinamika. Saya kira kita telah kelola dan ke depan kita ingin proyeksikan pandangan bahwa tidak ada maksud untuk bermusuhan. Tidak ada maksud untuk tidak bersahabat,'' papar Marty yang ditemui di Jakarta Convention Center (JCC) kemarin.
Dia melanjutkan, hubungan bilateral, khususnya di bidang ekonomi antara kedua negara, sangat baik dan terus berkembang. (byu/dod/ken/mia/c5/kim)
BACA JUGA: JK dan Khofifah Jadi Kandidat Capres Versi Akademisi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bakal Dilelang, KPK Rawat Mobil Mewah Wawan
Redaktur : Tim Redaksi